🍒 BAB 31 🍒

10.2K 785 94
                                        

"Lisa... berhenti... aku sudah terlalu lelah."

Adapun keluhan itu terdengar, tetapi di barengi dengan erangan memenuhi ruangan tampaknya tidak di pedulikan oleh Lisa.

Yang ada, cara Lisa memperlakukan tubuhnya hampir sama buasnya dengan binatang. Tanpa henti, Lisa menggeram dan menempelkan wajahnya di leher Jennie yang berkeringat.

Punggung Jennie melengkung kendati dia telah memohon pada Lisa untuk berhenti. Tangannya terikat erat oleh tangan Lisa sendiri di sisi kepala sementara geraman terus terdengar dari Lisa.

"Sebentar lagi. Aku janji, sebentar lagi selesai." Kata Lisa. Cara wanita itu menghantam sama sekali tidak manusiawi.

Rasa sakit di barengi dengan kenikmatan bersatu. Jennie mencengkram tangan Lisa yang menggenggamnya erat. Seolah sebelumnya belum bergerak keras dan cepat, Lisa memberikan suatu kenikmatan yang berlebihan, membuat Jennie tidak kuasa menahannya lagi.

Dia menjerit saat orgasme yang kesekian kalinya terjadi. Tapi Lisa tidak berhenti. Tubuhnya kelelahan. Tampaknya, Lisa berniat untuk membuatnya pingsan. Sementara Jennie lelah, Lisa masih sangat bersemangat dan keras.

"Lisa..." Erang Jennie lemas.

Lisa menoleh, menarik Jennie dalam ciuman keras dan penuh gairah. Tangannya terulur ke bawah, menyentuh klitorisnya yang bengkak. Jennie menggeliat, berusaha melepaskan ciuman itu.

Oh, Tuhan... tidak! Dia baru saja orgasme dan Lisa menyentuhnya di sana. Dia masih sangat sensitif dan tidak bisa menahannya lagi.

"Lisa, tidak... jangan sentuh aku disana. Aku masih sensitif. Tolong, tidak..." Jennie menggelengkan kepalanya.

Lisa tidak mendengarkan. Dalam setiap hantaman pinggulnya, Lisa terus menggosok klitorisnya. Jennie memeluk Lisa erat. Bahkan ketika dia memohon seperti itu, dia tahu tak ada yang bisa dia lakukan selain pasrah.

"Aku tahu kau menyukainya," Bisik Lisa bergairah. "Aku tahu kau bisa orgasme lagi. Berikan lagi padaku."

"Aku tidak bisa. Aku..." Jennie tergagap. Dia bisa. Lisa tahu itu. Lisa tahu tubuhnya kendati mereka tidak sering melakukannya.

"Begitu saja, Jennie. Aku tahu kau bisa melakukannya. Berikan aku orgasme itu. Ayo, cum bersamaku." Desak Lisa sambil mencondongkan tubuh, lalu menghisap putingnya.

"Oh, tidak. Lisa... ini berlebihan. Semua rangsangan ini. Tidak, Lisa..."

Erangan memenuhi ruangan lagi. Kali ini di barengi dengan geraman Lisa yang terdengar rendah dan dia tahu Lisa telah ejakulasi. Tubuh mereka berdua lemas setelah itu.

Lisa menarik diri dan membuang kondom ke tempat sampah, bersamaan dengan tumpukan bekas kondom lain. Jennie mungkin harus segera membuangnya besok.

Kaki Jennie akhirnya menyentuh tempat tidur, namun masih terbuka lebar. Orgasme susulan masih di rasakan. Dia terengah-engah dan memejamkan mata. Lisa berbaring di sampingnya, memberikan ciuman demi ciuman kecil di rahangnya.

"Kau keterlaluan sekali, Lisa." Gumam Jennie. "Kau belum pernah seperti ini bersamaku sebelumnya."

"Belum pernah seperti ini dengan siapapun sebelumnya." Bisik Lisa, membuat Jennie membuka matanya dan akhirnya, dia menoleh pada Lisa.

"Benarkah?"

Lisa mengangguk. Jennie menghela nafas. Merasa lelah namun puas. Lisa menidurinya tanpa henti sepanjang malam. Mereka melakukan ronde demi ronde. Saat Jennie berpikir Lisa akan berhenti, Lisa akan terus memutar tubuh Jennie untuk mengubah posisinya.

Lisa sendiri ejakulasi berulang kali. Orgasme Jennie tak lagi terhitung jumlahnya dan Jennie belum pernah merasakan ledakan emosi dan gairah disaat yang bersamaan seperti itu. Bagaimana pun, kepuasan seperti itu membuat Jennie merasa senang.

JENLISA - FEEL THE TOUCH (GIP) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang