Dua tahun lalu, ada berita yang cukup menggemparkan dari salah satu sekolah. Beritanya bahkan sampai berada di sebuah TV.
Seorang gadis berusia 15 tahun di temukan di sisi danau, dengan wajah hampir tidak di kenali. Ada surat bunuh diri di kamarnya. Cerita tragis tentang kurangnya kasih sayang orang tua membuat semua orang merasa kasihan pada gadis itu.
Namun kemudian, detik ini...
Foto dimana gadis yang dua tahun lalu meninggal itu terpajang di majalah dinding kampus. Gadis itu memiliki banyak luka di sekitar wajahnya. Mulutnya tertutup oleh kain, begitu juga dengan matanya.
Tangan dan kakinya diikat oleh kain lain. Rambutnya berantakan. Ada goresan yang mengeluarkan darah di pipinya dan tubuhnya... memperlihatkan banyaknya luka.
Di tulisan paling bawah, ada tulisan yang membuat semua orang merinding ketakutan.
Aku akan menemukan orang yang melakukan ini padaku, bajingan.
Jennie tersentak, merasakan seluruh tubuhnya merinding. Para gadis lain yang juga melihat itu, langsung merinding.
"Jadi, apakah gadis ini sebenarnya tidak bunuh diri?"
"Gadis ini disiksa." Bisik wanita lainnya.
"Dan pelakunya adalah salah satu yang bersekolah disini?"
Semua orang saling melirik, tampak ketakutan satu sama lain. Tentu saja. Siapa yang tidak takut? Diam-diam, ternyata ada penjahat yang berkeliaran di sekolah mereka.
Tentu mereka akan merasa takut.
"Siapa yang menempelkan foto ini disini?!" Namjoon tampak marah, merobek foto itu dari dinding.
Semua orang saling melirik, menggelengkan kepalanya dan mulai saling menunjuk. Namjoon tampak semakin marah dengan keributan ini.
"Siapapun yang menempelkan foto ini harus berani berhadapan denganku! Sekarang katakan, siapa yang menempelnya?!" Bentak Namjoon pada semua orang.
Tak ada yang mau mengakui, tentu saja.
"Brengsek," Gerutu Namjoon sambil berlalu pergi dari kerumunan orang-orang.
Lalu kemudian, foto yang sama menempel di kantin. Ada keterangan yang berbeda di foto itu dan semua orang semakin gencar membicarakan insiden gadis ini.
Tolong aku. Mereka membunuhku. Tapi, mereka menikmati kemewahan seolah mereka tak pernah membunuh kami semua.
"Bukankah itu terlalu drama?" Komentar Taehyung.
"Kau membaca itu, Jennie? Kami semua? Apakah itu berarti korbannya tidak hanya satu?" Tanya Chaeyoung, tampak resah dengan kehebohan yang terjadi di kampus.
"Apakah kalian percaya omong kosong itu?" Dengus Taehyung. "Kedengarannya terlalu dibuat-buat."
Taehyung tampak begitu santai, tidak terganggu sama sekali. Sementara kini, Jimin mulai merobek foto yang menghebohkan kampus itu.
"Tapi bagaimana jika itu benar? Apakah disini benar-benar ada seorang pembunuh berantai?" Tanya Jennie, yang juga ketakutan atas apa yang terjadi.
"Seorang? Di kertas disebutkan bahwa itu mereka. Itu lebih dari satu orang, Jennie. Bagaimana menurutmu?" Tanya Chaeyoung.
"Bagaimana pun, aku mulai mual. Ini sangat menakutkan." Jennie mendorong piringnya, dia tidak berselera makan.
Sungguh menjijikkan bahwa mereka masih bisa makan dengan baik padahal mereka tahu ada penjahat yang melakukan hal mengerikan para seorang gadis.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA - FEEL THE TOUCH (GIP) ✔️
FanfictionJennie Kim tahu, jika dia mengalami suatu kondisi yang berbeda. Dia tahu itu dan... dia pasrah dengan apa yang dia alami. Lalisa Manoban mengetahui masalah itu dan mencoba untuk memperbaikinya dalam cara apapun, persis seperti yang Jennie pinta.
