🍒 BAB 14 🍒

10.2K 767 52
                                        

Pada akhir pekan yang di nanti-nanti, satu yang terlintas di pikiran Lisa adalah, ada teman sekamarnya yang pasti terdampar di sofa seperti hari-hari biasanya ketika wanita itu tidak memiliki kegiatan.

Jadi untuk pertama kalinya, Lisa mengabaikan sederet pesan wanita yang biasanya tinggal dia pilih dengan siapa dia akan menghabiskan akhir pekan dan kembali ke apartemennya setelah selesai latihan dan menemukan tempat itu kosong.

Tidak ada Jennie, tidak ada kehidupan. Sampai larut malam, Lisa menunggu Jennie pulang, memaksakan matanya tetap terbuka. Tapi hasilnya tetap sama.

Jennie ternyata tidak pulang.

Malam itu, Lisa tertawa begitu keras. Itulah kenapa dia benci berteman dengan seseorang. Karena jika dia mulai merasa dekat dan kemudian dia tahu, orang akan meninggalkannya karena dia tidak begitu penting, dia akan merasa kecewa.

Lisa sepertinya tidak pernah belajar dari kehidupan masa lalu. Sudah cukup sering terjadi dimana dia di tinggalkan begitu saja saat dia merasa bahwa dia di sayangi oleh seseorang, tapi mereka akan pergi.

Pagi harinya, alasan Jennie tidak pulang ternyata terjawab sudah. Ah, Lisa mengerti dan pada saat itu, Lisa merasa begitu bodoh.

Maka, setelah sarapan selesai, Lisa menghubungi salah satu wanita yang datang pada siang hari dan dia melakukan seks segila mungkin.

Wanita berambut pirang adalah gadis yang menemaninya. Kendati begitu, yang Lisa pikirkan adalah, adanya wanita berambut coklat, yang akan Lisa peluk dan kurung dalam pelukannya, wanita itu yang suatu saat akan mengerang dan menyebut namanya keras-keras dan pada bayangan itu, Lisa akhirnya ejakulasi di kondom saat wanita itu telah orgasme sebanyak 5 kali dan hampir pingsan.

“Seperti biasa. Permainanmu sangatlah menakjubkan.” Komentar wanita itu. Somi.

“Aku tahu.” Lisa menjawabnya dengan penuh percaya diri.

Somi tertawa di sampingnya. Tubuhnya masih lelah. Kedua tangan terletak di setiap sisi kepalanya dan kakinya terbuka lebar, posisinya sama persis seperti terakhir kali mereka berada. Bedanya, Lisa sudah menyingkir dari wanita itu dan duduk di sisi tempat tidur.

“Hari ini, kau bermain lebih keras dari biasanya. Wah, sial, aku hampir kewalahan. Biasanya, aku selalu bisa mengimbanginya.” Kata Somi.

“Anggap saja, aku punya lebih banyak energi hari ini.” Lisa berdiri. “Aku akan mandi. Kau bisa pergi saat aku mandi.”

“Tentu.” Somi menjawab dengan singkat.

Itulah yang Lisa sukai dari Somi. Wanita itu tahu batasan. Lisa tidak suka pada hal-hal pribadi dan Somi adalah wanita yang paling bersedia menemani Lisa di tempat tidur.

Sementara Lisa mandi, Somi bergegas memakai semua pakaiannya, berusaha menutupi bagian tubuh manapun yang memiliki tanda Lisa.

“Sial, dia kasar sekali. Dan kakiku nyaris tidak bisa berdiri dengan baik.” Somi mendesah sambil memakai arlojinya.

Jam 4 sore. Bagus sekali. Mereka melakukan seks lebih dari 2 jam dan tubuh Somi merasa puas. Setelah dirasa cukup untuk bersiap-siap, Somi akhirnya keluar dari apartemen Lisa.

Saat Somi baru membuka pintu kamar, Somi berpapasan dengan seorang wanita yang baru saja masuk apartemennya. Baik dia maupun Somi terkejut.

Jennie akhirnya mendapatkan alasan untuk akhirnya kembali ke apartemen. Taehyung benar-benar gila. Pria itu mencoba mengambil semua waktu akhir pekan Jennie dengan mengajaknya dari satu tempat ke tempat lain.

Bukan hanya pergi ke pasar kuliner, Taehyung malah mengajak Jennie ke sebuah jembatan seolah pria itu ingin memperlihatkan sisi romantisnya.

Sejauh ini, Taehyung benar-benar bersikap manis dan Jennie tidak punya alasan untuk tidak menyukainya. Namun tetap saja, Jennie lebih suka jika pria itu tidak mencoba apapun padanya.

JENLISA - FEEL THE TOUCH (GIP) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang