Lisa terbangun saat merasakan ada seseorang yang menyentuh perutnya dari belakang.
"Pagi, Jennie..." Sapa Lisa, suaranya serak. Dia menyandarkan tubuhnya untuk mendapatkan sentuhan lebih banyak lagi dari wanita itu.
"Hei, kau sudah bangun? Pagi, Lisa. Bagaimana tidurmu?" Tanya Jennie, memberi sentuhan lebih seperti yang Lisa inginkan.
"Cukup buruk." Jawab Lisa sambil tersenyum kecut.
Ya, tentu saja seks semalam menyenangkan. Jennie membuatnya rileks. Tapi, itu hanya berlaku selama beberapa jam karena pada jam berikutnya, Lisa terbangun setiap satu jam dan perasaan buruk menghantuinya.
"Maafkan aku." Jennie menghela nafas. "Apa yang bisa aku lakukan untuk membuatmu merasa lebih baik?"
"Cukup terus di sampingku saja sepanjang hari ini." Kata Lisa.
"Tentu saja. Tapi, bagaimana dengan kelas?"
"Aku akan absen untuk hari ini. Aku merasa tidak sanggup berada di kampus hari ini."
"Baiklah. Apa yang ingin kau lakukan?"
Lisa menggelengkan kepala, tidak memiliki ide apapun yang muncul di benaknya.
Jennie bergumam di belakang. Dia juga tidak memiliki ide apapun. Tapi sepertinya hanya berada di apartemen juga baik untuk mereka berdua.
"Bagaimana kalau kita sarapan dulu pagi ini dan nanti kita pikirkan apa yang akan kita lakukan sepanjang hari?"
Lisa hanya bergumam sebelum dia berbalik dan bersandar di payudara Jennie. Jennie tersenyum, menanggapi itu dan kembali mengusap kulit kepala Lisa, membuat Lisa mengerang kenikmatan.
"Kita pesan saja sarapannya jadi kau tidak perlu repot memasak." Kata Lisa.
"Tapi aku ingin memasak sesuatu untukmu." Bantah Jennie.
Lisa mengeratkan pelukannya, tak mau melepaskan, membuat Jennie tersenyum dan dia menyembunyikan senyum itu di puncak kepala Lisa, dan dia menciumnya.
Lisa mulai mencium daerah payudara Jennie. Fakta bahwa mereka masih telanjang karena aktivitas semalam membuat ciuman itu langsung menyentuh kulitnya, membuat Jennie tersentak.
"Aku tidak mau kau pergi jauh dariku, Jennie."
"Aku tidak akan pergi kemana pun, Lisa. Janji, hanya membuatkan sarapan dan mungkin kau bisa mandi untuk menyegarkan pikiranmu?" Saran Jennie dengan suara lembut yang membuat Jennie merasa, Lisa lebih rileks dalam pelukannya.
"Hmmm, baiklah." Lisa melepaskan pelukan Jennie.
Jennie meraih Lisa, menangkup pipi Lisa sebelum menempelkan bibirnya di bibir Lisa.
Pada mulanya, Lisa diam selama beberapa saat sebelum luluh dalam ciuman itu dan kembali melingkarkan tangannya di pinggang Jennie.
Mereka berciuman dengan lembut. Jennie memastikan ciumannya tidak bersifat seksual. Dia hanya ingin memberi dukungan melalui ciuman, memastikan Lisa tahu bahwa dia tidak akan pergi kemana pun, apapun yang terjadi.
Jennie melepaskan ciuman itu tak lama kemudian. Dia menatap Lisa yang tersenyum. Kali ini, senyumnya lebih lebar membuat Jennie merasa lega melihat senyum itu.
"Pergi mandi setelah itu, datang ke meja makan, oke?" Kata Jennie, mengusap lembut pipi Lisa.
"Oke." Jawab Lisa singkat.
Sementara Lisa pergi ke kamar mandi, Jennie pergi ke lemari dan memakai celana dalam berwarna hitam yang cocok dengan warna kulitnya hingga memancarkan rasa percaya diri. Lalu, mengambil kaos berukuran besar milik Lisa dan keluar dari kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA - FEEL THE TOUCH (GIP) ✔️
ФанфикшнJennie Kim tahu, jika dia mengalami suatu kondisi yang berbeda. Dia tahu itu dan... dia pasrah dengan apa yang dia alami. Lalisa Manoban mengetahui masalah itu dan mencoba untuk memperbaikinya dalam cara apapun, persis seperti yang Jennie pinta.
