🍒 BAB 66 🍒

4.9K 451 20
                                        

Jennie terbangun dengan rasa sakit pada selangkangannya. Dan dia mengerang saat dia berusaha memutar tubuhnya, berbalik menghadap pacarnya yang masih tertidur pulas yang membuat Jennie mendesah puas.

Semalam itu, terasa sangat intens. Begitu lembut dan kasar pada waktu yang berbeda. Itu benar-benar sangat memuaskan dan meski dia harus bangun dengan selangkangan yang terasa sakit, dia tidak pernah menyesali itu.

Sambil menyingkap selimut, Jennie membiarkan Lisa tidur lebih lama lagi sementara dia pun pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, memikirkan apa yang terjadi semalam.

Lisa bersiap untuk mundur dari pekerjaannya yang sejujurnya membuat Jennie merasa sangat lega. Karena dia benci harus terus merasa khawatir dengan apa yang bisa di lakukan ayah Lisa pada Lisa untuk mendesak Lisa melakukan sesuatu yang dia tahu, Lisa sangat membencinya.

Lisa tidak tahu seberapa lega dia mendengar ini. Dia sejujurnya tidak peduli jika Lisa jatuh miskin dan mereka memulai segalanya dari nol karena dia tahu, mereka mampu untuk melewati ini semua.

Dia lebih suka mereka sukses bersama di bandingkan Lisa memiliki kekayaan tapi disaat yang sama dia khawatir jika ada bahaya yang mengintai di sekitar mereka.

Dia ingin hidup dengan tenang. Bersama Lisa. Bersama bayi mereka. Menjadi sebuah keluarga kecil yang bahagia.

Bahkan memikirkan itu saja sudah memunculkan harapan yang besar dalam diri Jennie yang kini meletakkan tangan di atas perutnya, tepat dimana bayi mereka perlahan akan tumbuh. Perutnya akan menjadi besar nanti.

Dia bertanya-tanya apakah Lisa pernah berpikir bahwa mereka akan menjadi keluarga kecil yang bahagia.

Bukan sebagai pacar tapi... mengingat suatu hubungan mereka dalam pernikahan.

Jennie menghela nafas. Lisa tidak pernah membicarakan ini dengannya. Jadi dia rasa, Lisa bahkan belum berpikir sejauh itu yang sebenarnya, membuat dia agak kecewa.

Jennie menyingkirkan semua pemikiran itu dan menyelesaikan mandinya. Setelah itu, Jennie memakai pakaiannya. Lisa masih tidur saat dia memperhatikannya. Akhirnya, dia memutuskan untuk menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.

Jennie telah memasak beberapa makanan ketika dia merasakan tangan dingin seseorang melingkarinya dari belakang. Lisa ada di belakangnya dengan wajah segar, tampak juga baru selesai mandi.

"Hai, selamat pagi, Lisa." Sapa Jennie, menoleh untuk mengecup bibir Lisa yang membuat Lisa bergumam gembira menanggapinya.

"Kenapa kau tidak membangunkanku? Kita bisa saja mandi bersama." Lisa cemberut dan Jennie terkekeh sambil menggelengkan kepalanya.

"Kau pantas mendapatkan tidur lebih lama dari ini. Dan juga, kau harus menghadapi ayahmu hari ini, bukan?"

Terdengar desahan dari Lisa, di barengi dengan pelukan yang terlepas. Jennie berbalik menghadap pacarnya dan melingkarkan tangannya di leher Lisa, menatap Lisa dengan kelembutan di wajahnya.

"Kenapa, Lisa?" Tanya Jennie lembut.

"Aku hanya merasa gugup dan jika boleh jujur, aku juga takut dengan reaksinya. Aku tahu ayahku tidak akan senang dengan hal ini. Tapi yang paling aku takutkan adalah, ayahku bisa saja melakukan sesuatu padaku."

"Hei," Jennie mengusap bahu Lisa dengan lembut. "Jika kau tidak mampu menghadapinya sendirian, aku bisa ikut denganmu."

"Tidak, tidak. Itu mungkin akan memperburuk keadaan. Lebih baik aku pergi sendiri saja."

Jadi, jika ada sesuatu yang buruk terjadi, itu hanya akan terjadi pada dirinya, pikir Lisa yang tak mau mengambil resiko membahayakan Jennie serta bayi mereka.

JENLISA - FEEL THE TOUCH (GIP) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang