Chaeyoung menyambut Jennie dengan hangat ketika dia memasuki apartemen sahabatnya itu. Namun begitu dia melangkah lebih jauh lagi, Jennie bisa melihat Jisoo juga ada di apartemen Chaeyoung.
"Apa yang kalian berdua lakukan di apartemen? Berduaan?" Tanya Jennie, menatap kedua sahabatnya dengan curiga.
"Dan apa yang wanita bahagia ini lakukan disini? Menemui sahabatnya dan tidak menghabiskan waktu dengan pacarnya, ya?" Tanya Jisoo. Terdengar nada penuh sindiran yang di lontarkan olehnya.
"Jisoo," Tegur Chaeyoung, melirik tajam ke arah Jisoo.
Jisoo hanya mengangkat bahu dan Jennie merasakan dirinya cukup tercekik dan malu dengan alasan dirinya ada disini, terutama pada Jisoo yang telah dia musuhi demi Lisa.
"Maafkan aku." Jennie menunduk, memainkan jarinya dengan tidak nyaman.
"Sudah, jangan seperti ini. Ayo, kemarilah. Kita sedang menonton film sekarang. Ayo bergabung dengan kita." Ajak Chaeyoung, merangkul Jennie dengan lembut dan menariknya menuju ruang TV.
"Tidak, tidak. Kita hentikan saja acara menonton ini karena aku ingin tahu apa yang terjadi antara Jennie dan Lisa." Kata Jisoo, tubuhnya menghadap Jennie.
"Jisoo," Kata Chaeyoung, menatap wanita itu dengan pandangan jengkel.
"Apa? Kita tidak bisa membiarkan Jennie datang kesini tanpa kita mengetahui alasannya, kan?"
"Ya. Kita bisa. Dan ini apartemenku. Ada alasan atau tidak, aku akan menerima Jennie dan membiarkan dia berada disini seperti yang dia inginkan." Chaeyoung membela Jennie. Cukup keras untuk membuat Jisoo memutar mata pada mereka berdua.
"Jisoo benar." Jennie mulai berkata.
"Perkataan mana yang benar?" Jisoo menatapnya dengan senyum puas di wajahnya dan Chaeyoung menghela nafas.
"Jennie, jika kau tidak merasa nyaman untuk menceritakan apapun, kau tidak perlu melakukannya. Aku tidak akan memaksamu."
"Semua yang Jisoo katakan. Aku melupakan kalian saat bersama Lisa. Aku jarang sekali datang padamu, kecuali sekarang karena ada sesuatu yang terjadi pada Lisa. Dan Jisoo juga benar saat pada akhirnya ayah Lisa memperkenalkan Lisa pada kehidupannya yang di kelilingi oleh banyak wanita dan hanya dia dan Tuhan yang tahu apa yang sedang dia lakukan sekarang."
Jisoo hanya menganggukkan kepalanya, menatap Jennie tanpa mengatakan apapun sementara Chaeyoung merangkulnya.
"Apakah dia berselingkuh darimu?" Tanya Chaeyoung dengan tatapannya yang penuh kasih sayang.
"Ada kemungkinan begitu." Kata Jennie, merasakan kemarahan mengembang di dadanya. "Lisa membatalkan kencan kita dan dia bahkan baru menghubungiku 30 menit setelah aku menunggunya dan dia mengatakan bahwa dia sedang berada di kasino. Ayahnya membawanya kesana."
"Kasino. Wah, itu tempat menjijikkan para pria tua berkumpul. Aku heran kenapa Lisa setuju datang ke tempat itu." Komentar Jisoo.
Jennie juga. Sudah bukan rahasia lagi apa yang ada di Kasino hampir membuat mereka muntah. Para perempuan bersedia memberikan tubuhnya pada pria kaya raya, tak peduli jika mereka memiliki istri dan anak di rumah.
Dan membayangkan Lisa membiarkan tubuhnya di sentuh. Atau Lisa menyentuh para wanita, menyenangkan wanita yang bukan dirinya membuat seluruh tubuh Jennie merinding kesakitan.
"Tapi, belum tentu Lisa melakukan sesuatu dengan wanita lain disana, kan? Maksudku, bisa saja dia datang karena itu perintah ayahnya."
"Ya, dan ketika ayahnya menurun Lisa meniduri salah satu wanita disana, Lisa akan menurutinya." Jisoo membalas pembelaan Chaeyoung, yang sangat tidak membantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA - FEEL THE TOUCH (GIP) ✔️
ФанфикшнJennie Kim tahu, jika dia mengalami suatu kondisi yang berbeda. Dia tahu itu dan... dia pasrah dengan apa yang dia alami. Lalisa Manoban mengetahui masalah itu dan mencoba untuk memperbaikinya dalam cara apapun, persis seperti yang Jennie pinta.
