🍒 BAB 36 🍒

8.8K 808 41
                                        

Berada di kampus setelah satu minggu mengurung diri dan hanya bisa tertidur karena aroma Lisa yang ada di kamar, rasanya tidak nyata. Jennie berjalan, begitu tenang meski sebenarnya, dia tidak bisa menenangkan jantungnya yang berdegup kencang.

Padahal, hanya seminggu Jennie tidak berada di kampus. Akan tetapi, Jennie merasakan sesuatu yang berbeda. Ini adalah kegugupan yang Jennie benci. Dia merasa tidak siap untuk menghadapinya.

Tapi pada akhirnya, dia tahu segala hal tidak akan berhenti jika dia terus mengurung diri di kamar apartemen. Jadi, dia akhirnya berjalan ke lorong.

"Jennie..."

Chaeyoung dan Jisoo berlari cepat ke arahnya. Chaeyoung adalah orang pertama yang memeluknya. Jennie tersenyum. Sudah seminggu sejak terakhir Jennie memaksa Chaeyoung pergi dan sekarang, dia merasa bersalah karena pada saat itu, dia mengusir Chaeyoung padahal yang Chaeyoung inginkan hanyalah menemaninya.

"Hai, kalian berdua. Aku merindukan kalian." Kata Jennie, menarik serta Jisoo agar turut berpelukan.

Jisoo bukanlah teman yang terlalu suka dengan sentuhan fisik seperti ini. Tapi, Jisoo menyerah meski wanita itu mengerang tak suka.

"Apakah kau baik-baik saja? Ya ampun, kenapa aku tidak bisa menghubungimu sama sekali, Jennie." Chaeyoung melepaskan Jennie untuk memeriksa keadaan sahabatnya itu.

"Aku baik-baik saja, Chaeyoung. Maaf sudah bersikap menyebalkan minggu lalu."

"Aku mengerti kau sangat emosional saat itu." Kata Chaeyoung tersenyum. "Siap untuk ke kelas?"

Kelas.

Saat mengingat itu, senyum Jennie hancur pada saat yang bersamaan. Jika dia harus ke kelas, artinya dia harus bertemu dengan Taehyung, pacarnya. Dan setelah apa yang terjadi sebelumnya, Jennie benar-benar merasa cemas harus menatap lelaki itu lagi.

Dia merasakan sesuatu yang sangat mirip rasa jijik saat membayangkan berhadapan dengan Taehyung. Tapi sekali lagi, dia sudah menyiapkan dirinya sendiri untuk menghadapi banyak hal saat ini.

Dari sudut matanya, Jennie melihat Lisa dari kejauhan. Wanita itu seperti biasa, berjalan dengan tenang. Tatapan mereka bertemu selama beberapa detik sebelum Lisa berbelok ke perpustakaan.

"Kau memperhatikan Manoban lagi." Komentar Jisoo.

"Aku punya mata dan aku bisa melihat banyak hal cantik melalui penglihatanku. Apa aku salah?" Jennie membalas.

"Oh, Tuhan... kau masih memperhatikan Manoban? Chaeyoung, beritahu dia. Beritahu apa yang menjadi topik hangat selama dia pergi." Kata Jisoo, mengerang.

"Aku tidak tahu kenapa aku harus mengatakan itu. Tapi banyak rumor mengatakan bahwa sebelumnya, Lisa pernah membunuh sahabatnya. Itu adalah kakak dari Danielle. Kau ingat? Sahabat Lisa yang pernah Lisa sebut."

"Ya!" Jisoo mengatakan dengan lebih menggebu-gebu. "Dia pembunuhnya! Jalang menyebalkan berwajah dingin itu ternyata bisa membunuh sahabatnya sendiri. Sungguh mengerikan."

Kedua sahabatnya menatap Jennie. Mungkin, lebih mengharapkan reaksi yang jauh berbeda dengan ketenangannya saat ini.

Tapi, Jennie tidak terlalu bereaksi. Dia hanya menatap Jisoo dan Chaeyoung bergantian. Lalu, dia menghela nafas tajam.

"Dan kalian mempercayai hal itu?" Tanya Jennie.

"Semua orang mempercayainya! Itu keluar dari mulut Danielle! Danielle itu adik dari sahabat Lisa. Yang jelas, pasti dia tahu apa yang sebenarnya Lisa lakukan." Kata Jisoo.

"Kau begitu bersemangat, Jisoo. Tapi, bisakah kau tutup mulutmu saja?" Jennie menggelengkan kepalanya. "Jangan ikuti aku. Aku harus pergi."

"Kemana? Apakah kau akan menemui pacarmu?" Tanya Jisoo.

JENLISA - FEEL THE TOUCH (GIP) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang