🍒 BAB 11 🍒

13.3K 791 54
                                        

Suara tawa meledak terdengar ketika Jennie baru saja keluar dari kamar dengan langkah kaki yang tidak terlihat seperti biasanya. Lisa, sang pelaku yang membuatnya berjalan seperti ini malah menertawakan situasinya.

"Sejak kapan aku tinggal bersama zombie? Aku tidak ingat itu." Lisa begitu menikmati penderitaan yang Jennie alami.

"Ini semua karena sikap bodohmu yang tidak bisa bersikap sedikit lembut. Dan juga Tuhan... apakah kau meminum obat kuat sebelum kita melakukan itu?" Jennie melotot.

"Ih, obat kuat? Apa-apaan, sih? Kau menghinaku, Jennie." Lisa mengernyitkan hidungnya jijik.

"Ya ampun, aku tidak bisa berjalan. Ini salahmu." Keluh Jennie sambil duduk di depan Lisa.

"Sebagai permintaan maaf. Ini, aku buatkan sandwich untukmu."

Lisa mendorong piring berisi sandwich padanya. Jennie menghela nafas dan langsung menerima itu. Dia lapar sekali. Setelah aktifitas semalam, bisa dibilang Jennie langsung pingsan karena kelelahan.

Lisa benar-benar memiliki stamina yang gila, memanfaatkan tubuhnya sebaik mungkin sampai terasa berlebihan.

Seperti yang di duga, Jennie tidak begitu merasakan apapun semalam. Yah, dia merasakan denyutan di kedua kakinya, agak. Tapi tetap saja, itu tidak membuat dia orgasme.

Biasanya, hal itu kebanyakan akan membuat pria kesal dan mereka akan menuduh Jennie tidak menikmati kebersamaan mereka. Tapi Lisa tidak begitu. Sebaliknya, Lisa benar-benar tahu cara memanfaatkan tubuhnya.

Wanita itu... gila. Karena alih-alih mencoba berhati-hati pada Jennie, Lisa pikir karena Jennie tidak merasakan apapun, Jennie tidak akan merasakan sakit setelahnya.

Lisa salah.

Jennie merasa sakit luar biasa di sekujur tubuhnya, terutama pada selangkangannya. Tubuhnya juga lelah, sangat lelah karena meski Lisa yang aktif melakukannya, tubuhnya di pergunakan selama lebih dari dua jam.

Lisa tiga kali ejakulasi di kondom. Jennie tidak tahu bagaimana Lisa masih memiliki stamina setelah 2 jam menggunakan tubuhnya bahkan ejakulasi selama tiga kali, tapi Jennie menghentikannya dengan lelah.

Jika tidak, itu akan berlangsung lagi. Jennie yakin itu.

"Kita harus melakukannya lagi!" Seru Lisa. Wanita itu tampak bersemangat.

"Tidakkah kau merasa kasihan padaku, Lisa?" Jennie menatap Lisa, kesedihan terpancar dari wajahnya meski itu hanya pura-pura.

"Maksudku bukan malam ini, tentu saja." Lisa tertawa. "Tapi nanti. Setelah kau sudah sehat. Atau ah, kau bisa menggunakan mulutmu."

"Kau benar-benar wanita penggila seks, bukan?"

"Seharusnya kau tahu itu. Dan Ya Tuhan, kau tahu, tubuhmu indah sekali. Ketat, panas sekali di dalam sana. Sangat di sayangkan kurang licin tapi tetap saja, itu vagina terketat yang pernah aku rasakan."

"Ih, Lisa! Kau jorok sekali!" Jennie melemparkan satu buah cherry dari mangkuk dan Lisa sekali lagi, hanya menertawakan hal itu.

"Tapi serius, kau tidak tahu betapa aku sebenarnya memuja tubuhmu."

"Oh, serius, aku tahu, Lisa." Jennie memutar matanya.

"Bagaimana kau tahu?"

"Haruskah aku menjelaskannya? Jelas sekali bagaimana kau memperlakukan tubuhku semalam. Tubuhku bukan hanya tersentak, tapi kau memberiku goncangan dahsyat."

Lisa tertawa lagi dan Jennie mengingat momen semalam lagi. Bukan hanya kemaluan mereka yang menyatu, Lisa benar-benar memberi perhatian terutama pada payudara dan pantatnya.

JENLISA - FEEL THE TOUCH (GIP) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang