🍒 BAB 51 🍒

6.6K 552 15
                                        

Musik menggema di seluruh studio. Sudah berjam-jam Lisa mulai memainkan musik, menggerakkan tubuhnya mengikuti alunan musik, membiarkan pikiran demi pikiran muncul di benaknya.

Pembunuhan. Banyak gadis, anak perempuan. Ayahnya. Manoban yang ditakuti karena seorang penjahat besar. Semua orang yang terlibat di dalamnya.

Lisa menggelengkan kepalanya. Di studio bukan hanya ada dirinya. Ada juga Jungkook yang memang berada di kelas yang sama dengan dirinya. Danielle juga ada di sudut ruangan, sering memperhatikannya tanpa mendekat padanya.

Pada jam tertentu, Somi muncul di ruang studio dan bertahan disana selama satu jam. Lisa terkejut saat wanita itu kembali bicara dengan Jungkook.

Apakah mereka kembali bersama? Lisa pikir, itu bukanlah urusannya.

Musik yang menggema di studio membuat Lisa terfokus pada urusan menari daripada pada orang-orang di sekitarnya. Lisa ingin tahu selain Taehyung dan teman-temannya, apakah ada orang lain yang pernah terlibat langsung dengan Manoban?

"Oke, Lisa! Berhenti! Kau sudah menari selama berjam-jam sekarang. Kurasa sudah cukup. Waktunya beristirahat."

Suara seseorang terdengar dan Lisa menoleh, melihat Jennie yang bersandar di pintu.

"Siapa yang mengizinkanmu masuk?" Jungkook mencibir melihat kehadiran Jennie.

Tapi Jennie tidak mempedulikannya. Tatapan matanya tertuju pada Lisa yang kini hanya mengenakan tank top. Keringat membuat kain menempel di tubuhnya dengan ketat.

Lisa yang menyadari kemana tatapan mata Jennie, mengangkat alis sambil menyeringai sombong.

Inikah gadis yang sama yang telah menolak untuk melakukan seks dengannya karena telah menghukumnya?

"Kalian menjijikkan. Kau, Jennie. Kau memiliki Taehyung sebagai pacar, tapi berani sekali menatap Lisa seperti itu." Dengus Danielle.

Meskipun berkomentar, baik Danielle dan Jungkook, tak ada satu pun dari mereka yang berani mendekatinya.

Lisa hanya menatap keduanya, memutar mata dan dengan santai, dia melangkah ke arah Jennie.

"Kalian semua hanya cemburu." Komentar Lisa sambil meraih dagu Jennie dan dengan santai, menempelkan bibirnya di bibir Jennie.

Jennie bergumam senang dan membalas ciuman itu dengan gembira. Lidahnya masuk ke mulut Lisa dan Lisa yang tak mau terjadinya ereksi lagi, menghentikan dalam waktu singkat.

Jennie mengerang dan Lisa hanya tersenyum. Dia selalu suka betapa responsif Jennie terhadap setiap sentuhannya, ciumannya. Itu selalu dengan mudah membangkitkan gairah.

"Kau berkeringat." Kata Jennie.

"Itu yang membuatmu sangat ingin menciumku, kan?" Alis Lisa terangkat.

"Memang." Jennie mengakui dan Lisa terkekeh.

"Tunggu aku. Aku harus membersihkan tubuhku dan mengganti pakaianku."

"Apakah aku bisa ikut ke ruangan ganti?" Tanya Jennie. Tatapan matanya memberitahu bahwa wanita itu ingin melakukan sesuatu disana. Ada sesuatu memberitahu bahwa mata itu menunjukkan banyak hasrat.

Lisa kembali menatap Jennie, menjilat bibirnya dan balas memberi tatapan penuh nafsu. Tapi, dia tertawa.

"Kita benar-benar pasangan yang penuh gairah, kan?" Lisa menggelengkan kepalanya. "Tunggu aku. Sebentar saja. Aku janji."

"Baiklah." Jennie menghela nafas.

Sementara Lisa pergi, Jennie baru sadar banyak pasang mata yang sejak tadi memperhatikannya. Ketika Jennie balas menatap mereka, hampir semua orang berpura-pura sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing dan ada yang kembali latihan di ruang menari.

JENLISA - FEEL THE TOUCH (GIP) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang