“Jennie! Jennie!”
Jennie sedang berdiri di depan loker saat mendengar suara kedua temannya berlari ke arahnya. Menoleh, Jennie mendapati keduanya terengah-engah saat berdiri tepat di depannya. Tanpa berbicara, satu alisnya terangkat dengan pandangan bertanya. Apa yang ingin mereka bicarakan sampai terburu-buru?
“Kenapa kau semalam pulang cepat tanpa berbicara dengan kami terlebih dahulu?” Tanya Jisoo. Ah, itu...
“Kita berdua mencarimu tapi kau tidak ada dimana pun.” Tambah Chaeyoung. Di sampingnya, Jisoo mengangguk.
“Ah, kupikir kalian terlalu asyik bercumbu di bar sampai tidak menyadari kepergianku?” Jennie terkekeh sebelum berbalik, mengambil barang-barang yang dia perlukan untuk dia bawa ke kelasnya.
“Jennie, jangan begitu. Kupikir, kita sepakat bahwa semalam kita harus bersenang-senang?” Jisoo cemberut dan Jennie menghela nafas. Bukan salah temannya jika Jennie memiliki situasi yang berbeda di bandingkan perempuan lainnya.
Tetap saja, semalam adalah hal paling menyebalkan karena semua orang bersenang-senang kecuali dia. Siapa yang tidak kesal? Beruntung, Lisa mengajaknya bicara semalam hingga suasana hati Jennie tidak begitu buruk.
Sungguh mengejutkan bahwa dia dan Lisa tiba-tiba saja bisa berbicara sepanjang malam setelah satu tahun tinggal bersama. Karena biasanya, mereka tidak pernah banyak berbicara satu sama lain.
Meskipun pagi ini, suasana di antara mereka kembali seperti semula. Lisa hanya menyapa Jennie pagi ini sebelum berangkat. Sepertinya, benar-benar berteman dengan Lisa itu sangat menyulitkan.
“Jennie, apakah kau kesal padaku?” Tanya Chaeyoung. Suaranya mengalihkan pikiran Jennie tentang Lisa saat ini.
Kebetulan pada saat itu, ujung mata Jennie melihat kehadiran Lisa yang sedang berada di lorong. Tanpa ragu, Jennie melihat Lisa secara terang-terangan dan mendapati wanita itu di dekati oleh salah satu gadis.
Alis Jennie terangkat saat melihat mereka berbicara satu sama lain. Tidak perlu menunggu lama sampai Lisa mendorong seorang gadis dan menjepitnya di dinding dan Jennie terperangah melihat mereka sudah berciuman.
Wah, sial! Ini masih pagi dan bukankah Lisa sudah melakukan seks dengan seorang gadis acak semalam? Dia akan melakukannya lagi pagi ini?
“Gila, apakah dia tidak lelah?” Kata Jennie heran saat melihat tangan Lisa mulai menyelinap masuk ke balik kaos wanita itu.
“Sejak kapan kau memperhatikan Lisa?” Tanya Jisoo yang juga memperhatikan Lisa saat ini.
“Aduh, kenapa mereka tidak mencari ruangan yang lebih tersembunyi?” Gumam Chaeyoung, mengalihkan pandangannya ke arah lain, agak tidak nyaman melihat Lisa berciuman di lorong.
“Benar. Mereka bisa saja menggunakan toilet, perpustakaan atau gudang.” Gerutu Jisoo.
“Atau rooftop.” Tambah Chaeyoung. Sekarang, Jennie memperhatikan kedua temannya, satu alis terangkat lagi.
“Kau pernah melakukan itu di rooftop?” Tanya Jennie heran.
Yah, Jennie tidak heran kedua temannya bisa melakukan hal-hal tersebut dimana saja namun tak bisa di pungkiri bahwa dia terkejut mengetahui Chaeyoung bisa melakukannya hingga di rooftop.
“Kenapa tidak? Itu menyenangkan. Apalagi di malam hari, dimana pemandangan sangat indah disana.” Chaeyoung menyeringai tanpa rasa malu.
“Siapa yang peduli dengan pemandangan saat melakukan seks sih, Chaeyoung?” Jisoo memutar matanya.
“Kau benar juga. Tapi, aku masih bisa menikmati saat aku orgasme, rasanya aku melayang lebih tinggi.” Kata Chaeyoung terang-terangan dan di sampingnya, Jisoo tertawa. Mungkin berpikir bahwa apa yang Chaeyoung pikirkan memang menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA - FEEL THE TOUCH (GIP) ✔️
FanficJennie Kim tahu, jika dia mengalami suatu kondisi yang berbeda. Dia tahu itu dan... dia pasrah dengan apa yang dia alami. Lalisa Manoban mengetahui masalah itu dan mencoba untuk memperbaikinya dalam cara apapun, persis seperti yang Jennie pinta.
