Jennie terlalu gugup selama kuis. Dia hampir muntah setiap dosen yang mengawasi lewat. Aroma parfum yang sangat menyengat lewat dari hidungnya dan itu membuat Jennie merasa mual.
Namun sebisa mungkin, Jennie bertahan sampai pada akhirnya semuanya selesai, Jennie adalah orang pertama yang keluar dari kelas.
Mual itu hilang dan Jennie merasa lega karena hal terakhir yang dia inginkan adalah membuat Lisa khawatir.
Lisa sudah rela untuk tidak masuk ke kantor hanya untuk memastikan dia aman dan baik-baik saja. Rasanya aneh juga saat dia bangun tidur dalam keadaan mual di pagi hari, mengingat dia tidak pernah seperti itu.
"Jennie!"
Jennie sedang berjalan menuju studio menari, tempat Lisa berada, ketika seseorang memanggilnya dan melihat Chaeyoung berlari ke arahnya.
"Hai, Chaeyoung." Sapa Jennie.
"Makan siang?" Tanya Chaeyoung.
"Ya. Tapi, aku akan pergi ke studio tari dulu. Lisa ada disana. Mau ikut menjemput Lisa?" Tanya Jennie, menawarkan.
Chaeyoung mengangguk dan Jennie merangkul lengan sahabatnya itu.
"Kau tahu tidak jika Jisoo tiba-tiba saja bersama Danielle? Bukan hanya dengannya saja, Jisoo juga berkumpul dengan para pria itu?"
Jennie mengangguk dan menoleh pada Chaeyoung yang mengerutkan kening.
"Kalau boleh tahu, sebenarnya ada hubungan apa kau dan Jisoo? Terakhir yang aku ingat ketika aku datang ke apartemenmu, kalian ternyata sedang bersama."
Chaeyoung menghela nafas, seolah ada beban berat yang tengah dipikul olehnya saat ini.
"Ini rumit sekali, Jennie. Jisoo... aku tidak tahu apa yang ada di pikirannya. Sering kali, dia datang padaku di malam hari dan memintaku agar aku menemaninya. Terkadang, kami berciuman dan kami hampir saja melakukan seks. Itu terjadi berulang kali. Lalu kemudian, keesokannya dia bersikap seolah malam seperti itu tidak pernah terjadi. Jisoo sangat membingungkan."
Jennie menatap Chaeyoung yang kini terlihat sangat murung, membuat Jennie mempererat genggamannya pada Chaeyoung.
"Tapi bagaimana dengan perasaanmu? Apakah kau menginginkan hubungan itu? Maksudku... sejak awal, aku tahu kau memiliki perasan pada Jisoo dan berusaha untuk melupakannya."
"Apakah kau pikir aku bisa melupakannya jika dia selalu mendekatiku dengan cara itu?" Chaeyoung merespon dengan masam.
Jennie menghela nafas. Benar juga. Akan sulit untuk melupakan seseorang jika orang yang di sukai mendekatinya seperti itu. Berciuman dan bahkan hampir melakukan seks berulang kali?
Jennie sendiri akan frustasi jika Lisa bersikap membingungkan seperti itu. Jadi, dia sepenuhnya mengerti sikap Chaeyoung.
"Pokoknya, aku tidak mau membicarakan Jisoo terlebih dahulu. Tapi, bagaimana kau dan Lisa?" Chaeyoung mengalihkan percakapan.
"Kita baik-baik saja." Jennie berkata, mengangkat bahu. "Selain dia yang memiliki kesibukan yang luar biasa untuk kantor ayahnya, kita baik-baik saja."
"Ah, benar juga. Sekarang kau berpacaran dengan seorang pengusaha." Chaeyoung terkekeh.
"Ya, benar. Dan terkadang itu menjadi sangat sulit karena aku sangat merindukan kehadirannya. Akan tetapi, kesibukannya membuat dia sulit untuk di temui. Tapi aku senang karena dia sekarang ada di kampus. Itu semua karena aku yang mual pagi ini."
"Mual? Kau hamil?" Tanya Chaeyoung.
"Apa?! Tidak, tidak." Bantah Jennie cepat, matanya melebar panik mendengar kata itu. Gila, takut, dan cemas hanya mendengar satu kata yang di lontarkan Chaeyoung. "Tidak seperti itu. Aku hanya telat makan saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA - FEEL THE TOUCH (GIP) ✔️
ФанфикшнJennie Kim tahu, jika dia mengalami suatu kondisi yang berbeda. Dia tahu itu dan... dia pasrah dengan apa yang dia alami. Lalisa Manoban mengetahui masalah itu dan mencoba untuk memperbaikinya dalam cara apapun, persis seperti yang Jennie pinta.
