"Jennie..." Panggil Lisa, sambil menggigit bibir bawahnya.
"Apa?" Balas Jennie kasar.
Lisa langsung cemberut. Merayu Jennie saat sedang cemburu tidaklah mudah. Apalagi, saat Lisa baru saja memuji wanita lain seksi. Sial, Lisa tidak tahu jika Jennie ada di belakangnya. Jika tahu, tentu saja dia tidak akan pernah cari mati seperti itu.
"Jangan bentak aku seperti itu." Rengek Lisa, mencoba untuk menyentuh Jennie.
Jennie menepisnya dengan kasar. Tidak mau di ganggu dan fokus pada tugasnya di layar laptop. Dia mengabaikan Lisa sepenuhnya, berusaha keras untuk tidak membentak Lisa.
Jennie sulit mengendalikan emosi, apalagi jika Lisa sedang bersama wanita lain. Itu mengingatkan Lisa saat mereka pertama kali mengenal satu sama lain.
Rupanya, ada beberapa hal yang tidak berubah. Salah satunya, Lisa dengan kebiasaannya menggoda wanita lain.
Lisa menghela nafas di dekatnya. Wajahnya tertekuk, yang membuat Jennie ingin menciumnya untuk meredakan ekspresi itu. Namun, dia tidak akan melakukannya. Dia tidak luluh dengan Lisa kali ini.
"Apakah... kau mau aku pergi? Untuk memberimu waktu sendiri?" Tanya Lisa.
"Mungkin. Terserah kau saja." Jawab Jennie singkat.
"Jennie... jangan seperti ini." Pinta Lisa. "Aku bersumpah bahwa tadi aku hanya bercanda saja."
"Tentu." Jennie mengangguk.
Lisa bingung harus dengan cara apa membujuk Jennie. Dia mungkin pandai merayu dan membawa satu wanita ke tempat tidur. Tapi, dia bukan orang yang bisa membujuk wanita yang sedang marah, seperti Jennie.
Lisa bukanlah orang berpengalaman dalam sebuah hubungan. Ada kalanya jika seorang wanita menyebalkan di tempat tidur, Lisa lebih suka meninggalkan wanita itu.
Tetapi Jennie berbeda. Pergi tidak menyelesaikan masalah sama sekali. Dia juga tidak akan mungkin mengambil keputusan bodoh dengan meninggalkan Jennie. Akan tetapi, dia juga bingung dengan apa yang harus dia lakukan sekarang.
"Sayang..."
"Jangan panggil aku begitu." Kata Jennie datar.
"Tapi, Jennie..."
"Dengar, Lisa... kita disini hanya ingin menyelesaikan masalah kita, bukan? Kenapa kau menambah masalah? Kita baru saja melakukan seks sejak pagi dan kenapa aku harus menemukan kau menggoda wanita lain?"
"Itu tidak serius." Bantah Lisa.
"Oh, ya, tentu saja. Wanita itu menawarkan tubuhnya padamu. Tidak serius, kan?"
"Tapi aku tidak benar-benar melihat apalagi sampai menyentuhnya, kan?" Lisa membela diri. Hanya itu yang bisa dia lakukan sekarang.
Jennie hanya bisa menggelengkan kepalanya dan menutup laptop. Setelah itu, dia masuk ke dalam kamar. Lisa tidak mau membuang waktu dan langsung mengikuti.
Jennie pergi ke lemari untuk mengeluarkan baju hangat. Lisa memperhatikan pemilihan baju Jennie dan mengerutkan kening.
"Kau mau pergi?" Tanya Lisa.
"Ya."
"Kemana?"
"Apa kau peduli? Mungkin kau akan senang jika aku pergi dan itu akan memberimu waktu yang kau butuhkan untuk menggoda wanita lain, bukan?"
"Jennie, jangan begitu..." Lisa nyaris saja menghentakkan kaki ke lantai karena Jennie terus membahas hal itu.
Jennie mengabaikannya dan melepaskan bajunya begitu saja. Lisa langsung menegakkan tubuhnya. Saat Jennie menurunkan celananya, Lisa menelan ludah. Tenggorokannya tiba-tiba kering.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA - FEEL THE TOUCH (GIP) ✔️
FanfictionJennie Kim tahu, jika dia mengalami suatu kondisi yang berbeda. Dia tahu itu dan... dia pasrah dengan apa yang dia alami. Lalisa Manoban mengetahui masalah itu dan mencoba untuk memperbaikinya dalam cara apapun, persis seperti yang Jennie pinta.
