Ada keringat yang menetes di seluruh tubuhnya, ada tangan yang mencengkram dengan cara yang paling menyakitkan, ada pula tatapan putus asa, permohonan yang diam-diam terlihat di balik mata itu.
Kiranya, banyak kejadian dalam satu waktu yang terjadi di ruang bersalin itu.
Sementara Lisa hanya bisa dengan pasrah menerima cengkraman tangan Jennie yang rasanya kencang luar biasa, terasa cukup menyakitkan.
Namun Lisa hanya terus memberi semangat, seperti yang seharusnya di lakukan oleh seorang pasangan yang menemani istrinya melahirkan.
"Aku bersumpah, bahwa ini terakhir kalinya aku melahirkan, Lisa! Aku tidak akan melakukannya lagi!" Teriak Jennie, melotot pada Lisa yang tidak terlalu menanggapi kata-kata itu karena kata-kata itu bukan pertama kali dia dengar.
"Semuanya akan baik-baik saja, Jennie. Berusaha untuk mendorong, oke?" Lisa menenangkan dengan ciuman lembut di kening Jennie yang berkeringat.
"Kau mudah mengatakan itu karena bukan kau yang mendorong bayi!" Jennie melotot lagi pada Lisa.
Lisa meringis, menatap dokter dan beberapa perawat yang membantu Jennie melahirkan dengan senyum kecil dan malu-malu.
Tangan Jennie mencengkram tangan Lisa lebih erat lagi, membuat Lisa menoleh padanya.
"Aku sedang mendorong bayi kita dan kau menatap para suster itu? Beraninya kau melakukan itu? Berani sekali?! Ahhh, sakit!" Teriak Jennie dan tangisan bayi membuat dokter tersenyum.
"Bayi laki-laki baru saja di lahirkan." Kata dokter, memberi pengumuman. "Bisa bantu aku untuk mendorong lagi? Bayi satunya belum keluar."
Jennie berteriak lagi, mencemooh Lisa dengan semua kalimat yang sama.
Jennie menyalahkan Lisa karena membuatnya hamil. Jennie menyalahkan Lisa karena kenapa tidak Lisa saja yang hamil dan mengandung seorang bayi dan Jennie terus menyalahkan Lisa dengan mengatakan bahwa mereka tidak akan melakukan seks lagi.
Dan Jennie melupakan fakta bahwa wanita itulah yang menolak untuk minum pil atau memakai kondom dan berharap tidak hamil?
Lisa benar-benar mengabaikannya sampai tangisan bayi lainnya membuat semua orang menghela nafas lega.
"Bayi perempuan. Selamat, nyonya Manoban, kalian memiliki bayi laki-laki dan bayi perempuan yang sangat sehat."
Tangisan si kembar memenuhi ruangan ketika mereka di bersihkan dan di pakaikan baju oleh perawat. Dan Lisa mencium kening Jennie yang hanya bisa tersenyum lelah.
"Kau luar biasa sekali, Jennie. Terima kasih sudah memberiku hal yang luar biasa." Bisik Lisa.
Si kembar bersama Ella dan Leo. Itu adalah nama yang sudah mereka sepakat pilih sejak mereka tahu bahwa Jennie mengandung bayi kembar.
Semua orang menyambut kehadiran si kembar dengan gembira. Dua hari kemudian, ketika si kembar di perbolehkan pulang dan Jennie pulih dengan cepat, semua orang berkumpul di rumahnya.
Yahh... itu bukan hanya terdiri dari Chaeyoung saja. Namun ada Jisoo, Jungkook, Jimin, NamJoon, Seokjin, Danielle dan Somi yang karena semuanya berasal dari kelas menari ketika mereka kuliah, akhirnya mereka bekerja di studio tari milik Lisa.
Studio tari milik Lisa secara mengejutkan memiliki banyak sekali murid hingga dia membutuhkan banyak pelatih dan begitulah cara Lisa meminta semua orang itu meninggalkan mafia dan akhirnya, bekerja dengannya.
"Ngomong-ngomong, dimana Louis?" Tanya Jisoo, mencari keberadaan anak pertama Lisa dan Jennie itu.
"Aku disini, bibi Jisoo!" Anak yang kini berumur 11 tahun itu berlarian dan begitu melihat Jisoo, Louis melompat ke pelukan Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA - FEEL THE TOUCH (GIP) ✔️
ФанфикшнJennie Kim tahu, jika dia mengalami suatu kondisi yang berbeda. Dia tahu itu dan... dia pasrah dengan apa yang dia alami. Lalisa Manoban mengetahui masalah itu dan mencoba untuk memperbaikinya dalam cara apapun, persis seperti yang Jennie pinta.
