Part 158

3.1K 178 16
                                    

" dad pulang " pinta retta tepat setelah lampu bioskop dinyalakan pertanda film telah habis diputar

" emangnya kamu kenapa mau pulang? ada tugas yang harus kamu kerjakan? " tanya kevin

" yaa.. pokoknya aku mau pulang titik" jawab retta

" retta kamu kenapa sih sayang? " tanya mila bingung

" gapapa mam, pokoknya retta mau pulang sekarang pulaangg!! " rengek retta sambil menarik tangan kevin untuk ikut berdiri

" yaaa rett jangan pulang dong, gak asik banget sih " celetuk louis tepat di belakang tempat duduk retta

" bodo amat, aaaa ayo daddyy pulaaangg!! " rengek retta lagi

" kalo mau pulang sana pulang sendiri! " bentak kevin dan seketika membuat retta terdiam dan melepaskan tangan kevin, sementara yang lain hanya bisa saling pandang menatap kevin

"  kita makan dulu " ajak kevin lalu ia berdiri dan turun duluan

Mila perlahan mendekat ke arah retta," udah sayang yuk kita makan dulu ya baru habis itu pulang " bujuknya

" rett, sorry yaa gara - gara gue ehm lo jadi diomelin sama om kevin " ucap louis yang merasa tidak enak

Retta hanya menatap louis sejenak tanpa berbicara sepatah kata pun, " ehmm lou ayo ikut papa susul om kevin " ucap ali sambil menarik tangan lou

" tapi paaa... " seketika ali melayangkan tatapan tajamnya dan membuat lou terdiam

" mil, sorry yaa gara - gara lou, retta sampe diomelin kevin " ucap prilly pelan

" udah gapapa kok, yaudah yuk kita susul mereka semua " ucap mila tersenyum lalu ketiganya menyusul para lelaki yang sudah pergi duluan.

Suasana acara makan malam yang biasanya hangat dan penuh dengan tawa dan canda, kini mendadak berubah menjadi hening dan sepi.

" ehmm besok lusa jadi mau pergi bareng kan kita? " tanya ali memulai pembicaraan

" emang kita mau kemana pah? " tanya louis

" mau nginep di puncak di villa keluarga kita lou hari jumat habis kalian pulang sekolah langsung kita berangkat " tutur ali

" ehm mil, vin, gimana kalian jadi mau ikut? " tanya prilly

" ehmm sayang gimana? " tanya mila takut - takut menatap ke arah kevin

Kevin menatap mila sebentar menganggukan kepalanya cepat lalu kembali melanjutkan makannya

" retta kamu gimana mau ikut kan sayang? " tanya mila yang kini menatap ke arah retta

" terserah aja mam " jawabnya pelan

" oke kalo gitu fix ya hari jumat kita ke puncak " ucap ali dan dibalas anggukan oleh semuanya

" mil, kevin marah banget yah? " bisik prilly yang duduk tepat di samping mila

" iya prill dia marah banget " bisik mila juga

" maaf ya mil, gue jadi gaenak gara - gara anak gue, kevin sampai marahin retta " ucap prilly

" udah gapapa prill, tenang aja yah " jawab mila

Tepat setelah selesai makan malam bersama, kini kevin, mila dan retta bergegas pulang menuju ke arah rumah. Sepanjang perjalanan kevin hanya diam fokus menyetir, sementara mila dan retta memilih memejamkan kedua mata mereka.

Setibanya di rumah, retta setengah berlari ke atas menuju ke arah kamar pribadinya meninggalkan kevin dan mila.

" sayang aku rasa sikap kamu agak sedikit berlebihan " ucap mila, keduanya memilih duduk sejenak di sofa ruang keluarga seraya mengistirahatkan tubuh mereka

" berlebihan gimana? aku rasa sikap aku wajar " jawab kevin datar

" yaa berlebihan lah,  aku gak suka kamu pakai acara ngebentak retta di depan ali, prilly sama louis " ucap mila

" aku bentak retta karena tingkah dia benar - benar seperti anak kecil, pake ngerengek minta pulang di depan orang, apaan tuh kayak gitu gak ada sopan - sopannya " ucap kevin dingin

" yaaa tapi kan kamu bisa dong bicara baik - baik, sayang retta baru saja mengalami patah hati dan suasana hatinya pasti sedang kacau, yaa kamu maklumin dong kalo dia jadi seperti itu " jawab mila

" justru karena dia sedang patah hati aku gak mau puteri kita terlihat lemah seperti para gadis pada umumnya yang nangis - nangis gak jelas hanya karena patah hati, aku mau retta itu kuat mil " ucap kevin

" yaaa tapi kan ini masalahnya menyangkut perasaan, kamu tau perasaan wanita itu sangat seinsitif vin " ucap mila

" yaudahlah terserah kamu, terus aja kamu belain retta " ucap kevin

" aku bukan belain retta, bukan kevin tapi..... " tiba - tiba terdengar suara bantingan cukup keras diikuti teriakan tangisan dari atas.

Mendengar hal itu, kevin dan mila segera berlari bergegas menuju ke atas ke arah kamar retta

" louuuu jahaaaaattttt!!!! semua orang jahaaattttt sama rettaaaaaaa!!!! " teriak retta dari dalam kamar

" claretta buka pintunya! " teriak kevin dari luar begitu ia tiba di depan pintu kamar retta dan menggedor pintu kamar sang puteri

" vin jangan bentak - bentak " omel mila

" kamu diam, claretta buka pintunya cepat! daddy hitung sampai tiga, kalau kamu gak buka pintunya daddy dobrak pintu kamar kamu! " ancam kevin dan tak lama rettapun membuka pintu kamarnya

Kevin segera masuk ke dalam kamar retta diikuti mila, sementara retta memilih diam berdiri di dekat pintu kamarnya

" bagus banting aja semua barang yah, bagus siapa yang ngajarin kamu kalau lagi emosi banting - banting barang? jawab " tanya kevin

" claretta jawab pertanyaan daddy, siapa yang ngajarin kamu banting - banting barang seperti ini?! " tanya kevin sekali lagi

" eng... enggak a... ada dad " jawab retta terbata sambil terisak

" lalu kenapa kamu membanting semua barang kamu? kamu pikir dengan kamu banting semua barang kamu, semua bakal berubah? hah? benar - benar seperti anak kecil! bereskan semuanya dalam waktu dua jam! dan setelah itu temui daddy di ruang kerja! mila kamu ikut aku jangan bantuin anak manja ini! " ucap kevin dan membuat retta menangis kembali

" jangan nangis! hapus air mata kamu dan bereskan sekarang! ini salah kamu sendiri siapa suruh bersikap seperti anak usia lima tahun! " ucap kevin dingin lalu ia menarik mila keluar dari kamar retta dan menuju ke arah kamar mereka

setibanya di dalam kevin menghembuskan nafasnya kasar sambil mengusap wajahnya lalu ia memutuskan untuk mencuci wajahnya sebentar di kamar mandi, sementara mila hanya terdiam dan mengikuti kevin dari belakang

" sayang, aku tau kamu marah sama retta tapi tolong jangan seperti ini aku gak tega ngeliat retta sedih " pinta mila sambil memeluk kevin dari belakang

kevin hanya diam sambil mencuci wajahnya, sebenarnya iapun tidak tega dengan sang puteri tapi saat ini ia merasa bahwa sikap retta benar - benar seperti anak kecil

" sayang pleasee... aku mohon... " pinta mila mengeratkan pelukannya

Kevin menarik nafas panjang lalu membalikan tubuhnya, " maaf sayang, tapi aku gak mau hanya karena dia anak tunggal dia menjadi manja dan cengeng, aku mau dia menjadi kuat dan aku mau dia menjadi lebih dewasa "

" tapi... "

" gak ada tapi - tapian, okay? " potong kevin cepat

" yaa... yasudah terserah kamu " jawab mila memilih pasrah mengikuti ucapan kevin


Me.You.LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang