Two

3.2K 101 0
                                    

Tunggu-tunggu, berapa!? 99!?

Sabrina bahkan melototi laki-laki itu tanpa kedip untuk beberapa saat sebelum akhirnya bu Elva kembali memasuki kelas.

***

Sabrina meniup anak rambut yang mencuri lolos kehadapan wajahnya. Ia kelelahan, ditambah saat baru sampai rumah ia langsung mendapat sambutan ocehan dari Tania.

Padahal memang jam sekolahnya berlangsung dari pagi sampai sore hari, berbeda lagi jika ada tambahan ekstra kulikuler yang makin membuat ocehan Tania memanjang.

"Mama nyesel nih kalo gini" celutuk Tania yang masih berdiri bersedekap diposisi yang sama dibalik pintu.

"Ih apaan sih ma, gausah mulai deh" tolak Sabrina yang berusaha menutupi kedua telinga dengan tapak tangan.

"Ini sekolah kamu fullday dan papa kamu bilang enggak, kalian ini ya emang kalo dibilangin"

"Udah ish mah, aku sendiri yang minta, gapapa lah toh aku kuat. Semakin mama manjain aku entar aku jadi lemes lemah makin ga bisa apa-apa ma" akhir Sabrina dengan selanjutnya menghilang dibalik pintu kamarnya.

Sorry mama.

Ia menjatuhkan diri diatas kasur, Tania selalu over protective padanya yang bahkan Sabrina sendiri sering kambuh hanya karena berselisih paham dengannya. Tapi apa boleh buat, niat sayang anak, dan Sabrina juga tidak boleh menjadi pembangkang.

Beruntung Adrian—Papanya berada dipihak yang selalu membelanya. Tunggu saja saat nanti malam Adrian datang dari kantor, bisa mulai lagi perdebatan sengit antar keduanya yang mana selalu terjadi saat Sabrina sudah pergi tidur.

Gadis itu hafal, tapi malas saja mencari tahu apa saja isi perdebatan mereka yang takutnya akan memperburuk keadaannya saja.

Ia meraih ponsel didalam tas seusai menanggalkan seragam dan menggantinya dengan kaos kuning kebesaran sampe menutupi celana pendeknya. Memposisikan dirinya untuk duduk berselonjor diatas kasur dengan bersandar.

Sabrina safira :
Capek nih gue hari ini :"

Terkirim, yang tak usah menunggu waktu lama segera mendapat balasan.

Devdanendra noo:
Iyalah, sekolah fullday gimana gak capek?

Sabrina mengernyitkan dahinya, bahkan ia baru saja berniat akan memberitahunya jika ia mulai bersekolah kembali, tapi laki-laki itu segera mengetahui. Bahkan tidak ada yang tahu sebelumnya.

Sabrina safira :
Tunggu, lo tau? Darimana? Kok bisa?

Cerca Sabrina yang sampai 30 menit menyisakan sisa chat yang dikirimkannya terakhir berakhir dengan dua centang biru.

Sabrina safira :
Keyboard lo lagi rusak ya? Gabisa ngetik balesan_-

Ia kembali mengirim pesan, dengan perasaan sedikit dongkol.

Devdanendra noo:
Lagi diservis, ini baru kelar wkwk

Sabrina safira :
Garing_-

Because You..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang