Thirty Seven

1.4K 51 0
                                    

-Author pov-


"Buat apa Sabrina ke sini?" Tanya Devano menghentikan langkah Audrey ditangga.

"Bantuin aku tugas"

"Oh" baru saja Devano hendak berlalu, tapi kini berganti Audrey yang menghentikannya.

"Bang!"

"Apa?" Jawabnya seraya menghabiskan sisa jus digelasnya.

"Abang suka sama kak Sabrina ya?"

*ukhuk


Beberapa airenyiprat disekitaran wajah Devano karena ia tersedak tadi. Sungguh. Devano melempar mata elangnya pada Audrey.

"Cie. Yang salting" godanya.

"Cie, cie, mulut lo peak! Lo sotoy jadi orang!"

"Ah, pake ngeles segala. Udahlah bang ngaku aja, gak usah pake modus benci-bencian sama kak Sabrina! Biar entarnya gak di sangka abang suka dari awal! Tapi drama-drama benci jadi cinta gitu kan. Hahaaa.."

Devano hanya bisa melotot antara heran, kesal dan marah! Yah!

"Ciee!!" Audrey segera berlari ke arah kamarnya untuk menghindari omelan abnagnya yang selanjutnya.

"Anjir!"

***

"Devano! Buruan! " Teriakan Ririn membuat Devano anak sulungnya terburu-buru turun dari lantai atas, dengan membawa 1 ransel sedang.

"Iya iya ma.."

"Barang-barang kamu udah di taroh di mobil angkutnya semua kan?" Devano hanya mengangguk sebagai jawaban. "Oke"

Hal ini sangat tak diinginkannya. Rumah ini adalah kenangan saat keluarganya masih utuh, ada dia, Audrey, dan kedua orang tuanya. Tapi sekarang rumah ini harus ditinggalkannya dengan terpaksa karena keinginan sang mama. Ah!

***

"Ih mah! Rumahnya lebih keren loh daripada rumah yang dulu!!" Audrey bersemangat berjalan masuk ke dalam rumah baru ini. Rumah yang nampak begitu besar dan bagus dibanding rumah mereka sebelumnya. Sama-sama bagus, namun sekarang lebih.

Ekspresi Devano masih sedatar roti maryam. Tapi Ririn tak memperdulikan itu karena sia-sia saja menggoda Devano agar tersenyum walaupun ia mendatangkan badut 5 pick-up sekalipun.

"Dev, kamu kenapa? Gak suka sama rumah baru ini?" Tapi kelamaan ia memerhatikan raut wajahnya memang tak nyaman.

"Eh, enggak ma. Lagi badmood aja hari ini "

"Mm, oke"

"Ngapain masih badmood sih bang? Kan tadi udah ketemu sama kakaknya Bryan. Hahaa" Audrey meneriaki dari arah tangga dan segera berlari meninggalkan keduanya diruang tamu.

Sialan! Umpat batinnya.

"Siapa Dev? " Ririn mulai mengintrogasi.

"Ah, enggak ma. Biasa. Fitnah. Eh, iya mah Devano ke kamar Devano dulu ya! Kamar Devano di atas ya! Yang deket tangga itu!" Devano segera mengalihkan pembicaraan, menunjuk ke arah sebuah kamar di samping kanan tangga yang ditunjuk sebagai kamarnya.

Because You..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang