Forty Two

1.4K 49 0
                                    

-Author pov-

Satu minggu dengan segala macam soalnya telah dilewati. Ujian tengah semester yang telah usai, beberapa hari libur telah tersuguhkan didepan mata. Jam menunjukkan pukul 09.00. Tapi sekolah mulai lenggang karena beberapa anak sudah diperbolehkan pulang terlebih dahulu.

"Dev gimana, jadi gak?" Vino datang dari bangku belakang menepuk keras pundak Devano yang sedang bermain game diponselnya.

"Ya jadilah, masa enggak? Oh iyya, kalo bisa sih, kita berangkatnya agak siangan deh. Soalnya kan villanya di puncak, prakiraan cuaca sih, sore ini disana hujan. Jadi kita berangkat siangan dikit. Setengah tigaan lah. Lagian adek gue sama Bryan kan ikut, mereka pulang dari sekolah jam segituan"

"Bryan? Adek gue?" Sabrina yang duduk disebelah Devano terlihat kaget mendengar pernyataan itu.

"Ya adek lo lah! Dikira Bryan sapa lagi kalo bukan adek lo? Dia kan sahabat adek gue?" Jelas Devano. "Lo ikut kan?" Tanyanya kemudian dengan binar mata berharap.

"Ya ikut lah!" Titha tiba-tiba datang menghampiri mereka, menjawab pertanyaan Devano yang sejatinya untuk Sabrina.

"Kena rayuan apa bisa ikut?" Goda Devano.

"Buset dah! Oke! Gue gak jadi ikut! Ikut aja gue terpaksa banget!" Jawab Sabrina dengan nada tingginya.

"Eits!!" Titha melototkan matanya kearah Sabrina. Foto yang kemarin diminta Sabrina memang benar ada padanya. Tapi ridak dengan file foto yang masih tersimpan pada Titha.

Sialan!! Umpat batin Sabrina.

"Gak usah ngambekan ah!" Celuuk Devano dengan menjitak Sabrina.

"Udah-udah! Mendingan kita bicarain planning buat entar!"

"Mm, ada berapa orang yang ikut?" Tanya Devano.

"Ada 10 sama kita ini" Jawab Titha. "Dan setelah gue analisa kembali nih yah, kalo kita ada sepuluh orang yang beranggotakan 5 pasangan---"

"Heh, ngomong apa lu?!" Teguran Devano dan Sabrina berbarengan menghentikan ucapan Titha.

"Iyain aja dulu! Ya gini aja deh, biar entar kita bawa 2 mobil aja deh, mobil lo Dev, sama mobil si Angga kali ya.. " Angga yang berada dibangku belakang tak jauh dari mereka hanya mengangguk atas ucapan Vino.

"Nanti dimobil lo Dev, ada Brina-gue- sama sayang gue sama Bryan Audrey juga. Di mobil kedua, ya sisanya. Gimana?" Usul Titha.

"Tumben otak lu jalan?" Ledek Sabrina dengan menahan tawa.

"Anjir!!"

"Hahaaa" semua hanya tertawa.

"Yaudah, kita entar kumpul di jalan antasari deh. Disana kan jalan tengah di antara rumah kita-kita" putus Vink.

"Oke deh.. " ucap semuanya.

***

Tampak semua anak telah berkumpul. Sepertinya. Kecuali---

"Sabrina mana?" Tanya Devano Bryan yang baru saja membantu Audrey memasukkan barangnya kemobil.

"Kak Sabrina lagi check-up dulu, sekalian minta izin sama dokternya" jawab Bryan polos. Semua anak tak terlalu mengubris karena sibuk mengurusi barang bawaan masing-masing kedalam mobil.

"Check-up? Perasaan kemaren-kemaren ini dia baru check-up deh? Kenapa check-up lagi, rutin amat? Terus, ngapain pake izin ke dokter segala, kan kita pergi gak sampe sebulan juga" tanya Devano

Because You..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang