Nineteen

1.5K 54 0
                                    

-Devano pov-

Devano telah siap dengan kawan laki-laki ef-nya. Tak perlu ditunggu, para cewek alay yang tak sengaja lewat didepan kelaspun sudah terpesona melihat tampannya Devano.

Mata Devano berkeliaran mencari sosok gadis yang dicarinya, Sabrina. Penasaran dengan penampilan gadis itu malam ini. Sepersikian detik, muncul ujung highheels putih yang diikuti tubuh sang pemilik dari balik pintu ruang ganti. Bidadarinya telah datang.

Angin nakal sengaja menerbangkan anak rambut Sabrina yang dimodel waterfall braid dengan cepol, membuat Devano benar-benar terpaku kali ini.

Bidadari gue!

***

Semua anggota ekskul fashion telah mempersiapkan diri, tinggal menunggu kapan waktunya mereka tampil. Tepatnya pada urutan acara keempat.

Sebenarnya urutan acara ini tak direncanakan sebelumnya. Namun karena ada seorang designer ternama yang ikut mensponsori acara, membuat sekolah menyelipkan acara fashion dengan pakaian yang didesign oleh designer itu.

Bertema sparkling white, panggungpun juga dihias dengan berbagai aksen sparkling dan juga diselingi salju-salju buatan.

Dentuman music DJ telah memenuhi seisi sekolah. Seluruh murid heboh dengan gembiranya, berjoget kesana-kemari mengikuti music. Lampu bergemerlapan bak berada dalam diskotic lingkupan dunia malam.

Satu-persatu putra dan putri berparas indah pun mulai menapakkan dirinya, berlenggak-lenggok dengan lihainya. Semua berpasangan sungguh sangat serasi. Miss putri memang mengaturnya dengan sangat baik. Tapi tak disambut baik oleh Sabrina yang harus berpasangan dengan penjengkel hatinya, Devano. Sedangkan Devano hanya memasang wajah konyolnya pada Sabrina yang sedang sebal saat mereka masih berada dibalik layar.

"Kalian keluar sekarang!" Teriak miss putri pada keduanya karena suara music yang sangat keras. Keduanya mengangguk.

"Dev gue takut" lirih Sabrina.

"Dan gue yakin lo bisa" Devano mengembangkan senyummya pada Sabrina, yang akhirnya membuat gadis itu membalas senyumnya.

Sabrina keluar terlebih dahulu mendahului langkah Devano yang menyusul dibelakangnya. Semilir angin nakal menerbangkan indah uraian rambutnya yang wangi. Ditambah iringan music DJ yang makin menggoda hati saat melihat bidadari itu muncul menampakkan dirinya.

Tak kalah, Devanopun menebarkan aura ketampanannya yang membuat para cewek-cewek fans-nya histeris dengan alaynya. Lama berlenggak-lenggok membuat suasana makin memanas. Berada diujung depan panggung, Sabrina menoleh ke arah Devano yang kini tengah berada disampingnya, begitupun Devano.

Senyum mereka mengembang sama-sama.

Devano mengulurkan tangannya pada Sabrina. Dengan yakin, Sabrina menyambut uluran tangan itu yang mana Devano langsung menarik tangannya membuat Sabrina berputar dirangkulan tangannya dan membuat wajah mereka berjarak 5 cm.

Para siswa-siswi dan penonton lainnya bersorak dengan ramainya, sang DJ pun makin memainkan music dengan mahirnya membuat cemistri begitu terasa antara keduanya. Sabrina masih terdiam dengan posisinya, begitupun Devano yang masih berpertualang dalam lingakaran mata indah Sabrina.

***

Sabrina dan Devano menghampiri teman-temannya yang berada disalah satu stand untuk melihat acara selanjutnya. Mereka sudah berganti pakaian dengan pakaian awal mereka. Hanya saja Sabrina membiarkan rambutnya terhias seperti tadi, juga make-up yang sangat menghabiskan waktu untuk menghapus dan berdandan ulang.

"Bisa gak sih kalian gak se-so sweet itu! Melting nih gue!" Alay Titha yang diikuti kata-kata serupa oleh sebagian lainnya. Sabrina hanya menyenggol bahunya, menyuruhnya diam tak membahas itu lagi.

"Sumpah! Satu sekolah langsung heboh njir! Seru!" Celutuk Evan yang mendapatkan hadiah jitakan jidat dari Devano.

"Kalian beneran sweet kak, bener dah sumpah" timpal Audrey. "Aduh gue melting kak.." lanjut Bryan.

"Ni adek-adek aja udah pada baper" ucap Hana yang diikuti tawa semua.

Sabrina menggubris semua ejekan itu, tatapan matanya masih setia melihat kearah panggung yang sudah menginjak acara hiburan dari kelas X.

***

Jam telah menunjukkan pukul 00:15. Parkiran sekolah masih tak terlalu ramai ataupun sepi, masih ada sebagian anak yang betah untuk berkumpul dengan teman-teman mereka.

"Brin, lo mau balik duluan?" Tanya Titha pada Sabrina yang mengemasi barangnya kedalam tas.

"Iya" jawanya singkat. "Kalian juga kenapa gak pulang. Sekolah udah sepi. Kita cuma berdelapan disini" timpalnya.

"Kenapa? Santai aja dulu" tawar Titha.

"Kalo gue kelamaan di sini, entar cewek-cewek jomblo di sini, bisa dapetin brondong!" Celutuknya seraya melirik kearah Bryan. Semuanya menyambut dengan tawa karena ucapan Sabrina ada benarnya. Mengingat Bryan yang memang tampan dan keganjenan dengan teman-teman wanitanya.

"Bener lo! Adek lo ganteng gitu. Bisa-bisa semua cewek kepincut ama adek lo!" Ucap Angga.

"Hahahaa.."

***

Because You..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang