Seventeen

1.8K 70 0
                                    

-Sabrina pov-

Mataku terbuka perlahan, melihat sekeliling dengan perlahan karena rasa pusing masih kurasakan. Ada Mama disamping kiriku, ia mengelus lembut rambutku yang tergerai.

"Rumah sakit lagi, Ma?" Tanyaku lirih yang disambut anggukan Mama.

Pintu kamar rawatku terbuka, terlihat Titha, Evan, dan --- Devano masuk kedalam.

"Mama keliar dulu ya" Mama memilih untuk keluar agar teman-temanku tak merasa canggung untuk bertingkah. Aku hanya mengangguk mengiyakan.

"Brin, lo gak papa?" Tanya Titha yang kemudian berdiri di samping kananku dan menggenggam tanganku erat.

"Lo kenapa Brin?" Tanya Evan kemudian.

"Gue gapapa kok" Jawabku santai berusaha mengulas senyum dibibir.

"Kalo gak papa kenapa tadi pingsan?" Titha kepo.

"Ya sorry, paling cuma kecapean doang"

"Beneran?" Tegas Titha.

"Iya!" Tegasku juga. Aku melihat Devano yang duduk di kursi sebelah kiriku, dia tak menoleh sama sekali padaku. Melainkan mengarah pada Evan yang berdiri di depannya.

Ngapain kesini coba, si upil kuda nil

Aku membenarkan posisiku 'untuk duduk. "Eh, biar gue bantu" Titha membatuku untuk duduk. Aku melepaskan selang di hidungku ini. Sangat mengganggu.

"Kok dilepas?" Tanya Evan.

"Rempong sih"

"Hh dasar!"

"Hehe. Mm, Titha, panggilin mama dong!"

"Lo mau di ambilin sesuatu? Biar gue aja yang ambilin, lo mau apa?" Tawar Titha. Aku menggeleng segera.

"Gue mau pulang"

"What?" Evan dan Titha terkejut, berbeda dengan Devano yang sedari masuk tadi wajahnya datar.

Mengganggu pemandanganku.

"Buset! Baru juga dirawat?" Celutuk Evan.

"Tapi kalo gue ngerasanya udah baikan gimana? Kan mending pulang" Jawabku.

"Tapi kan Brin--"

"Please Titha..."

"Gue aja yang panggilin." Devano beranjak dari duduknya dan segera keluar dari ruangan.

Hush!


***

Pagi ini aku kembali kabur untuk kesekolah lewat pintu belakang. Gopo. Titha yang sudah aku hubungi paksa sudah siap sedia dengan mobilnya yang berposisi agak jauh dari rumah. Dua hari dirumah sakit dan seharian suntuk berada didalam rumah membuatku gatal untuk keluar. Sudah dua lomba juga yang sudah ku lewati, meski memang buakn aku yang mengikuti, tapi setidaknya pasti ada canda tawa disana yang membuat hidupku bersemangat lagi.

Because You..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang