Thirty One

1.5K 59 0
                                    

-Author pov-

Matahari sudah berada dipuncak panasnya 12.00. Meski di sini tetap terasa dingin.

Devano dan yang lain sudah tidak bisa berkutik lagi hari ini, karena baterai hp mereka semua sudah lowbath. Yah, kecuali camera digital milik Devano saja yang hidup, itupun karena tak digunakan dari awal kesana.

Tampak di arah kiri. Terlihat Githa dan Evan sedang duduk merenung di bawah pohon besar. Devano tau mereka sedang merenungkan apa, iapun menghampiri kedua sahabatnya itu.


"Pada mengheningkan cipta! Kenapa?" Devano duduk dihadapan Evan yang duduk di sebelah kiri Githa.

Mereka hanya diam. Ya Devano tau.

"Gith!" Tiba-tiba saja seseorang muncul dari balik pohon. Yah, Sabrina! Dia segera terduduk disamping sahabatnya itu. Tak hanya Devano rupanya, Sabrina yang berada diluar tendapun memperhatikan Evan dan Githa sedari tadi.


"Kenapa muka lu berdua kusut gitu?" Tanyanya.

"Heh, jawab kek, pertanyaan kita berdua? Masa kalian gini sama sahabat sendiri!" Ucap Devano.

Githa menyandarkan kepalanya ke pundak Sabrina, dia memejamkan mata, menahan sesuatu.

"Kalian kenapa? Gak mau cerita sama sahabat kalian ini?" Lanjut Sabrina.

"Gue bingung. Masa' gue harus nikahin Githa secepatnya.. " akhirnya Evan berbicara. Dugaan Devano dan Sabrina sangat tepat!

"Ya kenapa kagak?" Celutuk Devano.

"Lo kan emang punya kewajiban nikahin Githa! Buat bertanggung jawab!" Lanjut Sabrina dengan dahi mengernyit tanda serius.

"Ih! Tapi gue kan masih mau lulus SMA!" Bela Evan.

"Kamu kira aku gak kepengen lulus SMA terus kuliah gitu? Aku pengen banget sayang! Tapi--"
Githa memasamkan wajahnya.

"Tapi setelah lulus SMA aja ya.. "

"Kamu gimana sih? Aku hamil udah 3 bulan sayang! Masa' aku terus pura-pura ngeles di depan orang tua aku, kalo aku ada praktek kerja lapangan sampe lulus SMA!?" Githa sedikit menaikkan nada bicaranya.

"Tapi kan--"

"Kalo lo mau nikahin dia masih mikir panjang! Kenapa waktu lo mau ngelakuin begituan gak mikir panjang!? " Ucap Sabrina. Ia pun mulai tak peduli apakah Githa juga sakit hati atas ucapannya.

"Van!" Evan menoleh kearah Devano. "Lo cowok kan? Masa berbuat begituan gak mau tanggung jawab? Mana nyali lo man!? Cemen! Beraninya cuma main belakang, harusnya lo tunjukin dong, kalo lo itu bener-bener seorang laki-laki yang bertanggung jawab!" Sikap playboy yang bijak pada seorang Devano

Evan melihat ke arah Githa yang berada di rangkulan Sabrina. Sabrina masih mengelus-elus rambut sahabatnya itu.

"Iya yang, aku gak nunggu lulus SMA. Aku mau buat tanggung jawab secepatnya!" Evan segera memeluk Githa. Laki-laki cadel itupun luluh akhirnya.

Because You..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang