Twenty Eight

1.5K 55 3
                                    

-Sabrinaa pov-

Aku mulai membuka mata, melirik ke arah kanan dan kiri.

"Brina.." Githa dan Titha yang berada dikanan kiriku terlihat sangat sumringah melihatku membuka mata.

"Lo gak papa kan? Masih sakit? Atau---"

"Gue gak papa kok Titha"

"Lo gak kuat suhu, atau lupa minum obat sih?" Tanya Githa. Dia memang kembaran mamaku jika aku sakit. Sangat bawel. Pantas saja dia cepat hamil, hahaa.

"Ya gak tau, tapi terakhir minum obat kemaren siang"

"Astaga! Pantes aja kayak begini! Nanti kalo umpamanya lebih parah gimana?" Mulut bebek Githa mulai bercerocos.

"Emangnya Brina sakit apa sih?" Tanya Titha.
Aku dan Githa kompak menggeleng seraya tersenyum. Aku sangat lupa jika miss kepo satu ini ada, hehee.

"Ah, kalian mah gitu. Kebiasaan" ia mencoba merajuk tapi aku dan Githa malah menertawakannya.

"Sakit gue gak penting buat lo Titha.."

"Iya, itu kata laen, si Titha miss kepo kembali berulah. Hehe.." ia cemberut tapi masih sempat tertawa. Aku dan Githapun lebih tertawa lagi.

"Oh iya, ini di rumah sakit mana?" Tanyaku yang memang menyadari ini seperti rumah sakit. Aku sangat hafal dengan tempat itu.

"Kita masih di RS sekitaran bogor, ke kemahan juga sekitaran 10 km palingan. Kan takutnya lo tambah parah kalo langsung di bawa ke jakarta" jawab Titha.

"Kapan balik ke jakarta?" Tanyaku.

"Gak ngerti, tapi masih diusahain ngundur karena masih ada anak yang ngerjain tugas prakteknya. Oke, itu memang sengaja dilakuin biar ngundur liburan. Hahaa.." Jawab Titha dengan tawa khasnya. "Tapi, kalo lo mau pulang hari ini kita juga pulang hari ini kok.. " lanjutnya.

"Eh, gak! Gue juga udah biasa kayak gini. Bentar lagi gue udah bakal sehatan kok " jawabku yakin, Titha hanya mengernyitkan dahinya.

"Ajaib apa! Bisa sembuh sekejab mata" ucap Titha.

"Kalo sakitnya lama malah bikin lo heran! Kayak gini udah biasa. Hahaa" canda Githa yang diikuti tawaku juga.

"Hahahaa.."

***

"Brin, semalem lo tidur di mana?" Tanya Githa yang memakan jatah buburku berdua dengan Titha. Aku sangat mual melihat makanan.

"Ya di hutan lah! Kalo dihotel mah gue gak bakal ada disini" Titha dan Githa tertawa bersamaan, meski keduanya terlihat sedikit kesal.

"Ya gue mah tau kalo lo di hutan semalem njir Tapi tuh tempatnya di mana? Posisi?" Tanyanya lagi.

"Dibawah pohon! Seru kan?" Jawabku yang tampak riang untuk membuat mereka kesal. Dan berhasil keduanya melahap bubur dengan raut emosi. Aku hanya tertawa melihat itu.

"Gimana tidurnya?" Tanya keduanya kompak.

"Yah gak gimana-gimana.. "

"Terus Devano?" Tanya Titha.

"Ya gue tidur sama dia"

Because You..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang