Sixty Two

1.2K 40 2
                                    

Dengan cepat hari ini berlalu, tapi terasa lama bagi Sabrina yang sedari tadi berlaga penuh emosi.

Malam berselimut. Semuanya sibuk mempersiapkan alat pemaggangan dan sebagainya, ada yang sibuk membuat bumbulah, ada yang sibuk dengan dangingnya. Sepertinya mereka akan ber-barbeque malam ini.

"Eh, kitakan baliknya masih 2 hari lagi ya. Gimana kalo kita ke belitungnya.. " usul Hana yang mengoleskan bumbu pada daging.

"Bener tuh!" Setuju Fely.

"Yaudah, berarti kapan nih. Besok!?" Ucap Kathy semangat.

"Setuju!!" Jawab semua tiba-tiba kompak yang menimbulkan tawa.

"Mm--sekalian tuh, kita diving gitu. Kan dari kemaren-kemaren kita gak pernah diving" lanjut Titha.

"Iya, udah lama juga gue gak diving tuh" lanjut Angga.

"Heh, kalian jangan terlalu di rencanain deh. Entar kalo gagal kecewa semua.. " jawab Hito yang menyiapkan panggangannya.

"Mm, iya tuh! Bener kata Hito!" Lanjut Angga lagi yang didemo teman-temannya. Yang mana ia memasang wajah sok bijaknya.

"Lo dikit-dikit ngebela, dikit-dikit A, dikit-dikit B, banyak macemnya!" Ejek Gerald padanya

"Jangan-jangan pacarnya juga macem-macem lagi.. " ucap Hana yang di susul tawa mereka semua. Kathy hanya cemberut menekuk bibirnya.

"Eh, jangan gitu dong, cinta gue kan buat bebeb Kathy seorang!" Lanjut Angga yang segera berpelukan Teletubbies dengan Kathy.

"Hadeh.."

***

Sabrina berjalan tanpa arah, ia terus berjalan ke arah ujung pantai. Tak peduli akan teman-temannya yang sedang bercanda ria dengan barbeque yang sedang diolahnya. Langkahnya terhenti kemudian, tepat di ujung pasir putih yang tak tersentuh air itu. Benar-benar ujung.

Ia terduduk segera, pandangannya kosong, entah ia sedang melamunkan apa.

"Lo di tempat kayak gini sendirian, kusurupan entar lo!" Ucap seseorang yang tiba-tiba datang dibelakang Sabrina. Suara yang sangat khas, sudah gampang ditebak dia siapa, tanpa menolehpun Sabeina sudah tau jika itu, Devano.

"Ngapain ngebuntutin gue!?" Tanyanya.

"Gak ngebuntutin kok, cuma ngikutin.. " jawabnya dengan duduk disebelah Sabrina. Sabrina hanya menggeleng-geleng. Setelah lama, mereka sama-sama terdiam.

"Dev" panggil Sabrina ditengah keheningan yang ditutuli suara ombak dan angin yang berkeliyar.

"Ya?" Jawab Devano seraya menoleh kearahnya.

Sabrina menggigit bibirnya, ia sangat ragu untuk mengungkapkan hal ini pada Devano.

"Lo inget waktu kita liburan ke puncak? Divilla tante lo?" Tanya Sabrina yang dijawab anggukan Devano. "Inget malem terakhir kita disana?" Tanyanya lagi, membuat Devano sedikit mengerutkan kening.

Maksudnya?

"Kenapa?" Tanya Devano yang teringat, saat ia bercerita akan perasaannya pada Vino dan Titha.

Sabrina segera bangkit dari duduknya, begiupun Devano yang mengikuti gayanya. Tangan Sabrina mengepal, emosi, dirinya sangat ingin marah pada siapa saja.

"Lo gak boleh suka sama gue" Sabrina sudah tidak bisa menahan air matanya lagi. Ia ingin semua uneknya keluar malam ini juga. Devano terperanjat mendengar itu.

Lo tau darimana? Batinnya berusaha bertanya tapi tak bisa.

"Apa alasannya?"

"Gue tau semuanya! Dev! Please, lo bilang ke gue sekarang! Kalo itu gak bener! Lo gak punya rasa apa-apa sama gue!?" Pinta Sabrina dengan sangatnya. Ingin sekali Devano menghapus air mata dipipi Sabrina, tapi melihat rautnya seperti ingin marah membuatnya mengurungkan niat itu. "Lo bodoh! Bisa gak sih milih cewek yang bener! Bukan gue! Salah besar kalo lo ngasih itu semua ke gue! Lo salah!" Bivri Sabrina mulai kaku sekarang, mungkin dengan sedikit celutukannya ia akan lega. Sabrina membalikkan badannya ingin kembali.

Because You..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang