Twenty Seven

1.4K 58 0
                                    

11.30

Devano menyamparkan Sabrina yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk di depan tendanya. Tak ada suara sapa, ia hanya duduk sekenanya disamping Sabrina. Gadis itu juga hanya melirik lewat ekor matanya.

"Apa?" Tanya Sabrina kemudian.

"Lama bener ngurusin rambut. Buruan gih! Abis ini langsung nyari bahan buat tugas"

"Iya, bentar lagi! Bawel banget jadi cowok!" Celutuknya lalu masuk kedalam tenda.

Lama. Sangat lama. Devano juga sudah merasa bokongnya kram menunggu Sabrina. Sudah 1 jam Sabrina berbenah. Begitu ia muncul dari dalam tendapun langsung berlenggang meninggalkan Devano tanpa mengajak

Rese parah sumpah!


Devano dan sabrina berjalan menyusur kedalam hutan.

"Lo yakin, mau masuk lebih dalem?" Tanya Devano karena mereka tak menemukan bahan praktek penelitiannya ditepian hutan. Tugas menganalisa seperti ini sangat memusingkan.

"Kenapa enggak? Ayo!" Jawab Sabrina dan langsung mempercepat langkahnya.

Setelah lama mengelilingi hutan, akhirnya mereka menemukan bahan tugas dan segera mengerjakan tugas di tempat ini juga. Tak perlu membuang waktu, tugas tercatat rapi dan penelitian berjalan lancar. Tak lama Devano mengemasi barang-barang mereka kedalam tasnya. Mereka akan kembali.

***

"Dev!" Sabrina menghentikan langkahnya ketika mereka memutuskan untuk kembali.

"Yeah, kenapa berhenti?" Tanya Devano.

"Mm, lo tadi gak ngasih tanda apa gitu, waktu kita masuk?" Devano mengernyit atas pertanyaan Sabrina, ia menggeleng yakin.

"Beneran enggak?" Sabrina kembali mengulang.

"Ya beneran lah. Eh, jangan bilang lo---gak tau jalan balik!"

Sabrina menggeleng--meringis.

"Buset dah! Akh! Gimana jadinya?" Devano mulai ikut kebingungan.

"Ya kan gue pikir elo ngafalin jalan, gue yang mimpin jalannya" Sabrina membela diri.

"Yah, gue pikir lo yang ngafalin jalan, kan elo yang jalan di depan!"

Devano sialan. Saat ia kebingungan saat ini ia tak sempat memikirkan seorang wanita yang jelas lebih lemah darinya.

"Lo bawa handphone gak?" Tanya Sabrina.
"Yah kagak, gue kirakan kita nyarinya di tempat yang deket-deket aja. Emang lo gak bawa?" Dia menggeleng serupa.

Benar-benar sialan!

Devano melihat jam tangan yang sudah menunjukkan pukul 16.30. Ia dan Sabrina duduk lesu di bawah sebuah pohon yang sangat besar. Sabrina menyandarkan tubuh lemasnya di sisi pohon sebelah kanan. Dan Devano disebelah kirinya.

"Mau diem gini aja?" Tanya Devano. Sabrina hanya mengangkat kedua bahunya. "Lo mau di sini sampe kapan! Kita balik ke jakarta tuh besok pagi!" Sabrina sedikit membulatkan matanya. Ia benar-benar lupa jika besok sudah waktunya pulang.

"Mm, pasti lupa nih!" Tebak Devano sangat tepat.

"Duh, gimana dong.."

"Gue juga mikir caranya kita keluar kale..."

***

"Masa kita diem gini aja?" Lirih Sabrina. Mereka sudah mengulur waktu cukup lama dengan tak ada usaha.

Because You..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang