Thirty Five

1.5K 58 2
                                    

-Author pov-

Sabrina terburu-buru masuk kemobil Devano dengan membenarkan sweeter coklatnya.

"Lama amat!" Sabrina tak menggubris dengan membenarkan posisi duduknya.

"Suruh sapa lo nungguin gue? Gue gak nyuruh kan?" Jawabnya setelah Devano mulai menjalankan mobilnya.

"Ish!"

"eh, lo ngapain ke rumah sakit?" Tanya Sabrina.

"Ada urusan dikit, sama nungguin orang! Sumpeh tu orang ditunggu-tungguin gak nongol-nongol!"

"Mm, nunggu orang?"

"Bukan! Gue nunggu tuyul!"

"Hah?"

"Ya iya nunggu orang lah Sabrina, lo kira gue nunggu tuyul beneran?"

"Hehee, yah kan sapa tau.."

"Hadeh.. "

Jalanan hari ini sangat padat. Macet. Jajanan sehari-hari. Padahal ini bukan jam berangkat kerja atau pulang kerja, tapi tetap saja ada yang membuat jalanan macet tiap saatnya.

"Haduh, males nih, kalo udah kayak gini" uring Sabrina.

"Lo ngapain ke rumah sakit tadi? Lama amat lagi?" Tanya Devano.

"Hah? gue? Ngapain? Mm lagi check kesehatan aja" alasannya.

"Selama itukah? Gak kurang lama luh check-nya? Gue nunggu hampir 2 jam!?"

"Yah, gue kan masih ngobrol-ngobrol sama dokternya, konsultasi, curhat.. "

"Curhat ke dokter?" Devano makin tampak tambah heran.

"Iya, kan gue udah akrab banget"

"Akrab? Berarti udah lama dong lo kenal sama dokter itu? Berarti lo juga lumayan sering dong ke rumah sakitnya?" Devano terus menjajali Sabrina dengan bejibunan pertanyannya.

"Ya gitu deh"

"Sering amat nge-check kesehatan nya. Apa, lo sakit?" Tanya Devano kemudian dengan ragu.

"Maksud lo?! Gue gila gitu!?"
Brina langsung melototkan matanya. Dia ingin menjadikan suasananya menjadi bercanda tak terlalu serius apalagi membahas jika ia sakit.

"Eh, maksud gue bukan gitu! Lo punya suatu peny---" Devano benar ragu. "Nyakit gitu?"

Sabrina hanya melihat sinis. Usahanya untuk menjadikan suasana menjadi biasa saja pun tak mempan.

"Ah! Udah ah!" Sabrina mengusap wajah Devano dengan tangan kirinya. "Nyerremin!"

"Abisnya lo sih!" Omel Devano balik tapi Sabrina seperti tak suka akan itu. "Iya sorry, gue salah.." akhirnya dan wajah Sabrinapun mulai nampak biasa lagi.

***

"Thanks!" Devano hanya tersenyum seraya mengangguk seiring dengan Sabrina yang menuup pintu mobilnya. Jika bisa mengatur waktu, Devano akan menghentikan waktu saat berduaan lebih lama lagi dengan Sabrina tadi.

Because You..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang