Sixty Three

1.2K 39 1
                                    

Devano segera mengemasi barang-barangnya, semua temannya hanya terdiam keheranan. Mereka juga khawatir, tapi mereka melihat hal lain pada raut wajah Devano.

"Ih, kita gak ngerti deh. Sabrina tiba-tiba gak ada, lo sekarang juga mau ikut cabut?" ucap Angga.

Devano tak menjawab ia segera berlalu kearah pintu.

*bruk..

Devano tak sengaja menabrak seseorang di depan kamarnya. IRENE!

"eh, say Devano. Kamu kenapa buru-buru? Ada apa!?" Tanyanya, Devano tak melihat sama sekali ke arahnya, dia segera melanjutkan larinya. "What!?"

***

Devano segera berlari ke dalam rumahnya.

Mamah! Kata Githa, dokternya Sabrina itu mamah!

"Mah, mamah! Mah!" Devano mencari-cari berkeliling rumah, sampai kamar Audrey pub ia masuki.

"Mana mamah!?" Tanyanya.

"Abang udah pulang? Mm, mamah, aku gak tau. Tapi, yang pasti dini hari tadi, mamah bangunin aku, terus dia sibuk banget deh. Mamah gak sempet bilang apa-apa, dia hanya sibuk banget, keliatannya sih, kayak ada yang dipikirin.Dan mamah juga bilang, kalo tante Indri, yang bakal nemenin kita selama mamah keluar---"

"Kemana?"

"Gak tau, tapi pesen mamah buat abang satu! Jangan susulin mereka"

Devano hanya memaku, tak bisa berbuat apa-apa lagi. Kemana perginya orang-orang ini!? Semuanya seperti meninggalkannya seorang diri.

***

Sudah dua hari ini Devano menjadi orang yang kacau, ditambah lagi tak ada sekolah. Masih waktu liburan.

Terdengar suara gebrakan pintu depan, Devano segera menghampiri asal suara.

"Heh! Lo maksudnya apaan, pake gebrak pintu segala!" Ucap tegas Devano pada Adiknya itu.

"😢😢😢"

"Eh, kok lo mewek!?"  Audrey segera memeluk kakaknya itu. "Bang.. Bryan bang! Bryan.. "

"Bryan? Kenapa?" Tanya Devano.

"Dia pindah, gak sekolah di sini lagi!"

"Maksud lo, dia pindah? Pindah kemana?!" Audrey hanya menggeleng. Sejujurnya ia tahu, tapi Bryan yang memintanya agar tak memberitahu. Demi permintaan Sabrina.

***

Ririn memasuki rumahnya saat jam telah menunjukan pukul 00:47. Dengan sangat hati-hati ia membuka pintu agar tak membangunkan anak-anaknya.

Devano bangkit dari sofa menyadari seseorang memasuki rumahnya. Sialnya, Ririn pulang sangat larut malam untuk tak beetemu Devano karena pasti ia akan diserbu pertanyannya tentang Sabrina.

Sudah cukup lama dirinya pergi, kisaran 1 sampai 2 bulan. Wajah Devano kusut, tak nampak mengantuk, entah apalah itu.

Devano terdiam, mengisyaratkan bahwa dirinya ingin tau sesuatu. Mama Devano pun membalas dengan keterdiaman juga, mengusap kepala anaknya dan tersenyum masam. Yang Devano takutkan, mata Ririn juga mengeluarkan sedikit air matanya sebelum berlalu kedalam kamar.

Because You..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang