Nine

1.9K 74 0
                                    

"Rencana mau apa nih?" tanya Devano pada teman-temannya yang asik makan karena kelaparan, wajar—menunggunya yang sudah telat 2 jam membuat perut mereka pusing.

"Bahas lomba sekolah! Lomba wajib tuh, kalo kita gak ngikut satu lomba. Bisa didenda 250.000. Kan sayang duit bokap gue" celutuk Titha yang sekaligus menjadi ketua kelas.

Devano mendengus, disaat ia sendiri yang bertanya mereka akan apa, ia kecewa akan jawabannya. Masih saja membahas masalah sekolah diluar sekolah. Dikira ini Pr?

Disaat yang lain sedang sibuk mendebati lomba-lonba yang diucapkan Titha beserta peserta dan persyaratannya. Laki-laki itu memilih untuk duduk pada kursi bar yang memang sedang tak ada manusia disana. Ralat, tapi ada satu bidadarinya.

Sabrina mendengus, ia menjauh untuk tidak pusing memikirkan lomba kelasnya, bukan untuk bertemu iblis yang tiba-tiba duduk disampingnya.

"Heran deh, kenapa selalu deket-deket" lirih Sabrina. Devano memiringkan kepalanya, menatap Sabrina makin dalam.

Sabrin amemutar bola matanya malas, tangannya terus memutar garpu yang baru saja digunakan untuk menyuapkan potongan waffle kedalam mulutnya. "Liatin aja terus, 2 menit lagi, gue colok nih" ucap Sabrina yang sudah mengambil garpu diatas waffle nya yang sengaja ia condongkan kearah Devano.

Devano hanya tertawa, membuat Sabrina kesal malah membuat kebahagiaannya lebih lengkap. Itu lucu dan manis. Bukan itu, tapi dia. Gadis itu.

"Galak aja, cepet tua"

"Masih lebih tua lo ya gue rasa"

"Lo tau ulang tahun gue?"

"Enggak, ngapain juga? Dari muka lo udah keliatan kali tuanya" ejek Sabrina yang akhirnya tertawa sendiri karena ucapannya.

"Gausah ketawa deh"

"Terserah gue ih" jawab Sabrina yang masih menyisakan senyumnya.

"Gue kena serangan diabetes nih ngeliat lo gitu, makin manis soalnya"

***

Because You..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang