Thirteen

1.9K 75 0
                                    

-Sabrina pov-

Suasana cafe masih sama seperri kemarin aku dan yang lainnya kesini. Lagi-lagi lantai 2 sudah di booking untuk kita semua.

Semua Anak berpencar dengan regunya masing-masing kecuali Aku ini, Aku menyuruh Titha bergabung dengan yang lain karena takut bosan meladeniku yang moodnya bergelombang pasang surut.

Duduk dikursi bartender menjadi tujuannya mengistirahatkan pantat.

"Sendiri?" Suara seseorang yang tak asing lagi menghampiriku dan duduk di kursi sebelah kananku. Ia menyangga wajahnya dengan tangan yang bertumpu pada meja. Mengukir senyum dibibirnya.

Sok manis kau, Devano!

"??" Aku mengangkat alis kananku.

"Kenapa gak gabung sama yang laen?" Tanyanya.

"Lo sendiri, kenapa gak gabung sama yang laen, malah nyamperin gue?"

"Di tanya, balik nanya"

Aku mengalihkan pandangan pada ice coffee cappucino yang berada di hadapanku.

Sekarang sebenarnya bukan mood-ku yang turun, melainkan ada rasa salah tingkah saat Devano merangkulku erat dan memberi senyum manisnya tadi, dan sekarang.

Ah, ada apa ini?

"Brin" Panggilnya lagi. Dengan posisi yang masih sama.

"Hmm" aku melirik kearahnya.

"Congrat buat cheers-nya"

"Congrat too, lo tadi juga ker---" Aku memotong ucapanku. Karna--

Celetuk ngomong keren kan!

Sabrina kembali fokus pada minumannya. Seperti ada sedikit salah tingkah padanya sekarang.

"Tanda-tanda kalo lo udah mulai ada rasa sama gue, nih!" Balas Devano dengan senyum menggodanya dan memesan minuman pada pelayan.

"GR lo kurang-kurangin!" Ejekku seraya menjitak jidatnya. Aku segera beranjak dari kursi, jika makin lama berada disampingnya, bisa gila Aku sekarang!

"Jangan marah dong budi"

Suara Devano yang lirih masih kudengar jelas meski dicafe sedang ada live music. Aku segera membalikkan badan melihat kearahnya, sayangnya ia berlagak bodoh sekarang dengan menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.

"Dev!" Panggilku. Dia tak menoleh, masih mengalihkan pandangan dariku. "Lo itu---" belum selesai aku berbicara.

"Dev! Gimana lomba besok, lo udah latihan?" Evan memotongnya. Devano menggeleng tanda jawaban enggak. "Terus gimana? Lo brin?"

"Gue juga?" Tanyaku polos.

"Kan emang iya, lombanya lo yang nyanyi cantik!" Goda Evan yang ku sambut tawa.

"Hahaa.. terus gimana ini?" Tanya Titha yang tiba-tiba datang menyamparkan kita.

"Jadi pengiring gitarnya cewek kulkas jadi males!" Ejek Devano.

Because You..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang