Eigthteen

1.6K 66 0
                                    

-Author pov-

"Masuk! Ngapain bengong?" Devano melihat Sabrina yangg terpaku di depan rumahnya. "Kenapa?" Tanyanya lagi seraya menjentikkan jari dihadapan wajah Sabrina.

Aabrina mengerjabkan mata beberapa kali, mengumpulkan kesadarannya.

"Hah? Enggak-gak kenapa-napa" Jawab Sabrina.

"Yaudah" Devano mendahului langkah memasuki rumah, Sabrina menyusul dengan langkah pelannya.

"Drey!" Devano melihat Audrey yang sedang berada diruang keluarga menonton televisi.

"Apa Bang?" Jawabnya yang menghampiri Devano.

"Temen gue" perkenal Devano dengan menunjuk dagu pada Sabrina.

"Temen apa dem---"

"Temen!" Potong Sabrina.

"Hehee.. hy kak, Audrey!" Uluran tangannya pada Sabrina.

"Sabrina" Sabrina membalas uluran tangannya dan seperti biasa. Senyum mautnya yang bisa membunuh Devano.

"Eh, lo liat gitar yang kemaren gue bawa gak? Gue lupa naruh dimana" Tanya Devano pada Audrey dan disambut pelototan Sabrina karena gitarnya tak dijaga oleh lelaki curut ini.

"Mana gue tau" Jawab audrey dan kembali fokus pada televisinya. Devano menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal. Ia benar-benar lupa menaruhnya dimana. Devano berjalan menaiki tangga, Sabrina hanya mengikuti dibelakangnya.

"Awas aja kalo gitar gue kenapa-napa! Gue bunuh lu!" Celutuk Sabrina. Devano membalikkan badannya segera.

"Dih sadis! Iya gue inget-inget nih naroh dimana" Jawab Devano dengan masih mengobrak-abrik ruangan lantai atas. Sesekali keluar masuk kamarnya namun tak kunjung ditemukan.

"Lagian barang orang dibawa-bawa" Ucap Sabrina lirih dengan posisi tetapnya dari awal. Berdiri bersedekap didekat tangga.

"Heh! Waktu itu lo cabut duluan dari sekolah, gitarnya ketinggalan dikelas gak lo bawa, makanya gue amanin bawa pulang" Jawab Devano. Entahlah siapa yang salah. Keduanya sama-sama diam kemudian.

Devano berjalan menuju pintu balkon, membukanya dan-- menemukan gitar Sabrina yang berada diatas kursi.

"Nih! Gitarnya aman!" Serah Devano.

"Jahat amat gitar gue dibiarin diluar, untung gak masuk angin!" Celutuk Sabrina dengan mengambil gitarnya. "Udah ah, gue cabut!" Sabrina segera berbalik menuruni tangga.

"Eh mau kemana!?" Cegat Devano. Baru saja Sabrina mau menoleh, ponselnya berdering tanda telphon masuk.

Tertera dilayarnya nomor tak dikenal, namun Sabrina tetap mengangkatnya.

"Halo?"

"Sabrina, maaf, ini miss putri" Suara disebrang.

"Oh iya, kenapa miss?" Tanya Sabrina.

"Nanti malem ada agenda mendadak dari sekolah buat anak ekskul fashion"

"Agenda apa?" Devano mendekati Sabrina yang mengurungkan niat untuk menuruni tangga.

"Nanti malem kita tampil buat acara penutupan class competition"

"Dadakam? Kan gak ada persiapan"

"Gak papa deh, miss putri yakin kalian bisa! Kan kita udah sering latihan, so, see you to night! Miss mau ngasih tau yang lain juga"

"Iya miss" Sabrina memutus telphon. Dan Devano yang disampingnya memasang wajah tanya.

Because You..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang