1. Junior Songong

22.6K 1.2K 186
                                    

Cewek itu menapakkan kakinya di halaman depan yang sudah ramai oleh siswa-siswi baru, lantas berbaris di belakang anak-anak lain, meletakkan kardus yang dibawanya, lalu duduk bersila. Ia berusaha mengatur napasnya setelah berlari sekuat tenaga memasuki sekolah, takut jika telat satu menit saja, ia akan masuk ke dalam ruang eksekusi yang -katanya- gelap, horor, angker, dan sebagainya. Beruntung dirinya datang tepat waktu.

Salah satu kakak OSIS menghampiri mereka, membuat murid-murid baru berdiri. Dia menyapa dengan ramah. "Selamat pagi, adik-adik!" Kakak OSIS itu bertubuh kecil, tapi cantik luar biasa.

"Pagi, Kak," balas siswa-siswi peserta MOS.

"Nama Kakak Aura Mahaeswari Dwi Maharani. Panggil Kakak Aura. Kakak disini selaku ketua OSIS. Pertama, kalian harus menyapa seluruh kakak OSIS disana." Aura menunjuk halaman dekat masjid yang akan membawa mereka ke halaman upacara. Semua OSIS sudah berbaris di posisi masing-masing. "Paham?"

"Paham, Kak." Peserta MOS mulai berjalan menyapa senior pertama. Rhea mengikuti teman-temannya untuk mengucapkan salam pada semua kakak OSIS. Ia terlihat risih dengan karton berbentuk matahari yang dikalungkan di bagian depan dan belakang tubuhnya. Karton yang berisi biodatanya, mulai dari nama sampai motto. Belum lagi rambutnya yang diikat menggunakan tali rafia sebanyak tiga belas ikatan juga kaos kaki berbeda warna, merah di kanan dan putih di kiri. Rhea nyaris seperti orang gila yang frustasi diselingkuhi pacar, karena ketentuan MOS hari ini adalah memakai biodata yang segede gaban, membawa kardus yang tidak kalah besar -yang entah apa fungsinya-, dan untuk perempuan diharuskan mengikat rambut mereka dengan tali rafia sebanyak tanggal lahir mereka. Rhea melihat beberapa senior di depan sana sudah memasang wajah galak.

Sepertinya MOS hari ini akan berjalan sulit.

Setelah cukup lama mengantri, Rhea sampai pada senior pertama yang akan dia sapa. Ia menghela napas lega ketika berhasil menyapa beberapa senior dengan lancar.

"Selamat pagi, Kak..." Sapaan Rhea menggantung begitu saja, kebingungan melihat name tag salah seorang seniornya yang sengaja dibalik. Gadis itu menelan ludah. Pelan-pelan ia mendongak menatap sang senior yang seperti hampir menerkamnya.

"Gak tau? Tanyak, Dek!!" semprot senior itu keras. Rhea segera berlari dari tempat itu, bertanya pada senior laki-laki yang cukup tampan. Setelah mengetahui nama kakak kelas tadi yang ternyata bernama Asma, Rhea kembali ke tempat semula, menyapanya dengan namanya, setelah itu melanjutkan perjalanan ke senior-senior selanjutnya. Dari kegiatan ini ia bisa menyimpulkan kalau sepertinya senior-senior disini memang berniat mengerjai adik kelas mereka. Ada yang name tag-nya dibalik bahkan ditukar, ada juga yang mengharuskan menyapa dengan Bahasa Korea, Jepang, Jawa, dan Arab. Untungnya Rhea sudah hampir menguasai Bahasa Korea dan sedikit tahu Bahasa Arab dan Jepang. Selain itu karena dirinya adalah keturunan Jawa, jadi ia bisa mengatasi masalah ini dengan mudah.

Rhea menghembuskan napas lega sekali lagi setelah berhasil menyapa seluruh senior. Sambil berjalan ke kelas barunya, cewek itu berusaha mengingat nama-nama OSIS yang dia sapa tadi, supaya besok tidak kena marah lagi. Ia melihat sudah banyak teman-temannya yang memasuki kelas. Kakak OSIS belum datang, kesempatan itu segera digunakan anggota kelas X-2 untuk mengobrol satu sama lain. Selang lima menit kemudian, Rhea melihat kakak-kakak OSIS yang ditugaskan membina mereka memasuki kelas.

"Hari ini siapa yang tidak masuk?" Niki, kakak OSIS berparas cantik nan lucu mulai mengabsen anggota kelas X-2. Beberapa dari mereka menyebut nama 'Jesslyn'. Rhea menoleh ke kanan, bangku cewek di seberangnya kosong. Yang ada tinggal cewek mungil bernama Dina yang duduk seorang diri. Oh, rupanya anak pemilik bangku kosong itu Jesslyn.

"Eh, Nik, kemarin anak itu nggak masuk kayaknya waktu pra-MOS." Lana mengangkat telunjuknya. Otomatis semua pasang mata mengarah pada objek yang ditunjuk Lana, kearah bangku paling pojok di belakang. Disana duduk cewek China berkulit putih bermata sipit. Kakak-kakak OSIS meminta anak itu untuk memperkenalkan diri di depan. Cewek itu maju dan mulai memperkenalkan diri.

Senbazuru✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang