Tania tidak langsung melanjutkan ceritanya. Matanya disipitkan untuk mengingat kembali kejadian yang sudah lama tapi masih tersimpan jauh di dalam memorinya. Rentetan kejadian masa lalu yang terus terlintas di kepalanya seperti kaset rusak.
"Gue ngeliat dengan jelas, sesuatu yang bikin gue syok dan terkejut. Kejadian itu... memberi gue keyakinan seratus persen kalo Ray emang punya perasaan khusus ke Lisa.
"Gue liat sendiri, Ray tiduran di samping Lisa. Parahnya, dia sampe meluk cewek itu. Ray meluk Lisa dengan penuh rasa sayang, dan gue dapat menangkap ada sorot yang berbeda saat Ray menatap Lisa. Gue masih inget, dia bilang ke Lisa yang udah tidur nyenyak, 'Gue udah bohongin lo, Lis, maaf. Sebenernya gue belum bisa membuang perasaan ini ke lo. Gue nggak pernah bisa membuang perasaan sialan ini ke lo. Sebenernya gue juga nggak mau terus berpura-pura di depan semuanya. Gue masih sayang lo, tapi gue bisa apa? Selamanya juga lo pasti cuma nganggep gue sebatas kakak. Bahkan lo mungkin jijik punya kakak kayak gue, yang menyukai seseorang yang notabene-nya adalah saudara kandungnya sendiri. Seandainya gue ngungkapin perasaan gue pun, lo pasti nolak gue mentah-mentah kayak waktu itu.
"'Tapi mulai sekarang gue akan bener-bener berusaha. Gue nggak bakal ganggu lo sama Adam lagi, karena bahagia lo adalah bahagia gue juga. Udah sepantasnya gue membuang jauh-jauh perasaan terlarang ini. Tapi satu hal yang harus lo tau, lo adalah cinta pertama gue, lo cewek pertama yang mampu bikin gue bahagia hanya karena sebab kecil.'
"Lisa emang nggak denger apa yang diomongin Ray, tapi gue denger, gue adalah orang yang denger semua pernyataannya. Setelah denger semuanya, gue segera menutup pintu. Saat itu, perasaan gue campur aduk, kepala gue seperti berputar-putar. Otak gue memutar banyak pertanyaan. Jadi, dugaan gue selama ini bener kalo Ray ada rasa ke Lisa? Apa ini sebabnya Ray menjadi begitu protektif? Apa temen-temen Ray tau semua ini? Gue cepet-cepet balik ke ruang tengah sebelum Ray keluar kamar dan mergokin gue yang habis nguping. Gue ngumpul lagi sama anak-anak, dan dari sana gue tau kalau mereka nggak tau apa-apa soal perasaan Ray. Akhirnya, gue mutusin untuk menjaga rahasia ini rapat-rapat, bahkan Ray nggak tau kalo gue tau aibnya."
Tania mengarahkan bola matanya pada Rhea yang masih tercengang akan ceritanya. "Dan sekarang lo juga udah tau. Gue harap lo bisa jaga rahasia."
Rhea memberikan sebuah anggukan pelan. "Iya, gue nggak bakal bocorin rahasia ini," ujarnya. "Trus, gimana ceritanya Evanescence bisa bubar?"
Tania menggigit bibir bawahnya, bingung akan bercerita dari mana, karena baginya, semuanya masih terlalu tiba-tiba. "Sejak Lisa meninggal, Ray begitu membenci Adam. Dia nggak pernah mau nyapa dan berteman lagi sama dia. Gue udah berusaha menjelaskan kalau itu adalah murni kecelakaan, tapi Ray nggak pernah mendengarkan. Ray terlalu keras kepala untuk mengerti akan apa yang terjadi. Parahnya, Rico, Zidan, dan Dimas juga sepemikiran sama Ray. Mereka ikut menyalahkan Adam, menimpakan kesalahan pada Adam, mengatakan bahwa Adam lah yang menyebabkan Evanescence hancur. Cuma Haris dan temen-temennya yang bisa ngertiin Adam. Akhirnya, Ray keluar dari geng Haris, dan sejak itu, mereka nggak pernah keliatan bareng lagi.
"Gue berusaha ngeyakinin Adam kalo kecelakaan itu bukan salahnya, tapi Adam tetep menyalahkan diri sendiri. Pikirannya terus terpaku pada kejadian naas tiga tahun lalu itu, karena waktu itu, Adam sama sekali belum bisa lupain Lisa. Mungkin karena nggak kuat akan Ray dan temen-temennya yang terus nyalahin dia, Adam sampe pernah hampir bunuh diri dengan berdiri di tengah jalan raya. Beruntung waktu itu Haris sempat nyelametin."
Jeda sejenak, bersamaan dengan suara Tania yang mulai bergetar.
"Gue ngerasa Adam udah mulai gila. Beruntung juga Haris masih percaya pada Adam, dia nggak pernah sekali pun nganggep Adam salah. Atas permohonan gue, Haris akhirnya mengajak Adam untuk bergabung ke gengnya. Haris dan temen-temennya baik, mereka selalu mendukung dan menghibur Adam sampe jadi normal lagi kayak sekarang." Diletakkannya pulpen di atas meja perpustakaan yang sedari tadi dimainkannya. "The end." Tania mengakhiri ceritanya yang sebelas dua belas dengan naskah Uttaran. Panjang dikali lebar, tapi mampu membuat Rhea merasa penasaran dan penasaran akan bagaimana kelanjutannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senbazuru✔
Teen FictionAda tiga fakta mengerikan yang tersemat dalam diri Reynando Prasraya Mahardika, cowok bebal yang berhasil bikin geger satu sekolah di hari pertamanya karena berani melawan OSIS. 1. Gonta-ganti cewek adalah hobinya. 2. Bermain sama cewek tiap malam a...