Gadis itu baru saja menapakkan kaki memasuki lingkungan SMA Pelita, namun ada yang berbeda pagi ini. Hampir semua siswi menatapnya. Ada yang sengaja meliriknya tajam, berbisik-bisik, bahkan ada yang membicarakannya secara frontal. Rhea berusaha tidak ambil pusing dengan tidak mendengarkan ocehan mereka. Berusaha berpikir positif, bisa saja tatapan dan cibiran itu bukan untuknya.
Bruk!
Semua mata yang semula sibuk dengan aktivitasnya masing-masing, spontan segera memfokuskan pandangan mereka pada objek berdebum yang menarik perhatian mereka. Ada yang menatapnya kasihan, ada pula yang blak-blakan tertawa.
Rhea sadar akan posisinya yang sangat tidak menguntungkan. Lututnya sedikit perih akibat bergesekan secara langsung dengan lantai. Rhea mendongak, mendapati Thalia beserta dua sidekick-nya menatapnya sinis. Bagus, Thalia berhasil mempermalukannya di depan umum, di tengah-tengah koridor seperti ini. Sekarang bahkan dirinya menjadi bahan tertawaan layaknya badut.
"Oh, jatuh ya. Sini gue bantu." Thalia dengan senyum manisnya yang dibuat-buat mengulurkan tangan mulusnya ke arah Rhea. Rhea menatap Thalia jengah, tanpa sorot mata takut sedikit pun. Kemudian, tanpa diduga-duga, gadis itu menepis uluran tangan Thalia cukup keras, lebih memilih berdiri dengan tenaganya sendiri.
Semua siswa yang melihat memasang ekspresi terpana, tidak jauh dengan raut wajah yang Thalia tunjukkan pada Rhea. Sedetik kemudian, Thalia tersenyum miring, menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Wah wah wah, lo banyak berubah ya? Udah berapa lama sih kita nggak ketemu? Gini ya adek kelas zaman sekarang, nggak punya tata krama."
"Kalo Kakak disini cuma mau ngomongin hal nggak penting, gue duluan, Kak." Rhea merasa ada yang menahan lengannya ketika dirinya baru saja akan meninggalkan tempat itu, membuatnya mendengus pelan. Kalau saja perempuan ini bukanlah seniornya, ia pasti sudah melawan dan meninggalkannya.
"Kenap-"
Plak!
"Lo masih nanya kenapa, ha?! Gimana lo jelasin semua ini!?" Thalia merampas ponsel dari tangan Sierra, lantas menunjukkan layar yang sedang menyala itu pada Rhea.
Mata Rhea membulat. Di dalam fansclub RPML, ada sebuah berita yang sedang panas. Fotonya bersama Ray di depan rumahnya, terpampang jelas disana. Dengan judul yang tertera besar-besar, "RAY MENGAKUI PERASAANNYA PADA RHEA MAUREEN?"
Rhea hanya bergeming, tidak percaya dengan apa yang sedang dibacanya. Ia sudah lama tidak membuka fansclub itu, jadi wajar jika ia baru tahu beritanya. Tapi, itu fotonya, benar-benar jelas kalau itu memang dirinya. Ingatan kejadian itu masih terputar jelas di memori. Kejadian yang terjadi satu hari lalu alias kemarin, tepatnya ketika Ray memberikan pertanyaan sulit itu padanya.
"Jadi pacarku, mau?"
"Gosip," desis Rhea pelan, tanpa sadar.
"Apa lo bilang?"
Rhea tersentak dari lamunannya yang sibuk mengingat kejadian kemarin. Ia menatap sekeliling. Entah sejak kapan, tapi sudah banyak siswa-siswi yang berkumpul di belakang Thalia dan dua sidekick-nya untuk menyaksikan peristiwa langka ini, walaupun kebanyakan dari mereka adalah kaum berpakaian rok. "I-itu cuma gosip kok, Kak. Nggak bener. Kita cuma temen."
"Bullshit." Thalia mendecih sinis. Ia menarik lagi ponselnya, memainkan jari di atas layar, kemudian menyodorkan berita lain. Jantung Rhea terasa akan jatuh membaca judul berita itu.
"ADAM MEMILIKI SIMPANAN YAITU RHEA? LANTAS, BAGAIMANA DENGAN DINI?" Lengkap dengan fotonya bersama Adam di halaman McDonald, tepatnya ketika cowok itu akan mengantarnya pulang.
Sekarang Rhea mengerti, mengapa Dini meminta memutuskan hubungannya dengan Adam dan mengapa Dini tahu kalau mereka pernah satu motor.
"Jadi lo juga deketin Adam? Wah, bagus ya. Lo tau kan Dini itu sepupu gue!?" Mati, batin Rhea gusar. Ia baru ingat, Thalia dan Dini adalah sepupu, meskipun tidak terlalu akrab. Lantas, apa yang akan dilakukan Thalia untuk membalas kekesalannya? Rhea bisa saja menanggung malu hari ini juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senbazuru✔
Teen FictionAda tiga fakta mengerikan yang tersemat dalam diri Reynando Prasraya Mahardika, cowok bebal yang berhasil bikin geger satu sekolah di hari pertamanya karena berani melawan OSIS. 1. Gonta-ganti cewek adalah hobinya. 2. Bermain sama cewek tiap malam a...