Epilog

7.6K 427 23
                                    

Lantunan lagu 'Terlalu Manis' dari Slank menghentak halaman depan lobbi SMA Pelita. Acara HUT sekolah yang ke-70 sudah memasuki hari ketiga, tapi semangat siswa-siswi tidak luntur sedikit pun. Bagaimana tidak? Tahun ini adalah perayaan ulang tahun paling menyenangkan -setidaknya bagi mereka-, karena setiap 10 tahun sekali, pihak sekolah mengadakan acara HUT besar-besaran. Dan sebuah keberuntungan besar karena band Ferdi cs -senior satu tingkat di atas Rhea yang telah menjadi alumni- rela menyempatkan waktu untuk tampil di atas panggung. Band bernama Sperm Crew yang walaupun namanya sedikit ambigu, namun mulai dikenal banyak masyarakat Jakarta.

"Ya, biar lebih meriah kalian bisa kesini dan nyanyi bareng!" seru Ferdi sebelum akhirnya musik mulai menghentak dengan serunya. Mengiyakan ajakan Ferdi, beberapa anak -terutama anak kelas XII- berhambur mendekat ke bibir panggung untuk ikut menyanyi dan menggerakkan tubuh. Sambil menyanyikan lagu rock yang populer di kalangan anak muda, Ferdi melempar beberapa stiker berlambang Sperm Crew. Seperti artis pada umumnya, banyak yang memburu stiker band itu, bahkan tidak sedikit dari mereka yang berebut.

Rhea bersama Dina dan Jesslyn berjingkrak dan berjoget mengikuti irama lagu yang ditembangkan Ferdi. Sesekali mereka ikut menyanyi untuk mengekspresikan kebahagiaan mereka hari ini. Mungkin kalian bertanya, mengapa Rhea tidak bersama Diva, Cinta, dan Safira? Oh ayolah, tiga cewek rempong itu berdiri di barisan paling depan. Mereka juga adalah cewek yang paling bersemangat dalam menyanyi dan menari, seperti fangirl pada umumnya.

Terlalu manis untuk dilupakan

Kenangan yang indah bersamamu

Tinggallah mimpi

Terlalu manis untuk dilupakan

Walau kita memang tak saling cinta

Takkan terjadi

"Evanescence nggak tampil ya?" tanya Dina pada kedua temannya, berusaha mengeraskan volumenya di tengah keramaian.

"Nggak tau. Kenapa? Lo mau liat Zidan?" sambar Jesslyn seraya mengerling jahil.

"Big no. Mantan ngapain diliatin. Lagian Zidan kan sekarang sama adek kelas."

"Yeee gitu-gitu juga lo akhirnya balikan sama Dio."

"Itu beda lagi. Dio bukan mantan, tapi jodoh."

"Iyain aja deh." Jesslyn menghela pasrah. Kalau sudah berdebat dengan seorang Azkadina Atha Tharya, tidak akan ada yang bisa mengelak. Persis seperti kakak sepupunya, Dimas. "Btw acara tahun ini seru ya?"

"Heem, Jes, kapan lagi ada acara HUT besar-besaran kayak gini. Beruntung banget gue belum lulus tahun ini-awh!" Rhea meringis dan sedikit oleng merasakan tubuhnya dihantam sebuah tubuh tegap. Menoleh dengan wajah kesal, dan yang didapatinya adalah Brian –salah satu siswa kelas XI- berdiri memunggunginya. Gadis itu mengikuti kemana mata Brian mengarah. Seketika itu pula mata Rhea membulat sempurna.

Di tengah kerumunan, terdapat Dimas yang sedang moshing -sejenis 'ritual' untuk anak hardcore- mengikuti alunan musik yang menggelegar bersama adik kelas XI yang Rhea tahu namanya karena kepopulerannya.

Kalau tidak salah, namanya David. Baik David maupun Brian adalah salah satu 'penerus' Ray dkk, maka tidak salah kalau cowok itu sering mendapat masalah dengan guru dan berakhir dengan skors. Tidak salah juga kalau cowok itu adalah anak hardcore.

Priiitt! Priiitt!

Rhea menoleh mendengar suara peluit yang ditiup oleh seseorang. Entah siapa, yang jelas bukanlah Pak Roni, karena ia hapal betul bagaimana irama peluit guru killer itu. Terlihat dari jauh, Mela -salah satu anggota OSIS yang sekarang duduk di kelas XI- mengambil langkah lebar mendekati David dan Dimas yang asyik moshing. Mela menyuruh mereka untuk bubar menggunakan isyarat tangannya. Beruntunglah karena jika Pak Salim atau Pak Roni yang ada di tempat kejadian, dua siswa bebal itu bisa saja berakhir di ruang BK.

Senbazuru✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang