39. Terkuaknya Tabir Rahasia

5.3K 366 35
                                    

Akibat kelalaiannya yang melupakan perintah dari Bu Anik dengan menghabiskan waktu di dalam ruang musik bersama sang kekasih, Rhea harus rela mendapatkan akhir yang mengenaskan. Tepat ketika ia keluar dari ruang musik, Bu Anik sudah berdiri tepat di depan pintu ruang guru, menatapnya dengan sorot mengintimidasi. Tanpa mau mendengarkan penjelasan Rhea yang berusaha membela diri, guru yang usianya memasuki kepala tiga itu menarik tangan siswi yang sebenarnya adalah anak didik kesayangannya, membawanya masuk ke perpustakaan yang bagusnya sedang berantakan.

Dan disinilah Rhea Maureen si anak teladan menjalani nasibnya hari ini, perpustakaan sekolah. Oh, jangan kira ia diminta untuk membaca buku, karena nyatanya Bu Anik telah melayangkan perintah supaya Rhea merapikan buku-buku di sana. Tentu saja Rhea hanya bisa menurut, pasrah, dan berdoa supaya tubuhnya tidak pegal karena menata buku yang jumlahnya melebihi cinta fans terhadap biasnya. Eh, ga deng.

"Huft, oke, Rhe, lo harus kuat," ucap Rhea memberi semangat pada dirinya sendiri sambil menatap tumpukan buku yang berserakan di seluruh sudut. Tangannya mulai mengambil beberapa buku untuk ditata di rak kayu bercat abu-abu.

Tapi baru saja menata beberapa buku, Rhea menjatuhkan tubuhnya begitu saja di antara rak-rak yang berdiri tegak. Sisa buku yang semula ada di genggamannya jatuh sia-sia tanpa bisa dicegah. "Gue nyerah," gumamnya sambil menyandarkan kepala di lengan kanannya yang menggantung di sisi rak. Bahkan menatap buku-buku itu saja sudah berhasil membuat matanya berkunang-kunang. Sungguh, Rhea bisa gila jika terus menata buku seperti ini. Butuh waktu sehari penuh untuk dirinya mengembalikan buku ke tempatnya semula. Apa guru PAI itu sedang menyiksanya? Terlebih Bu Luna sang penjaga perpus sedang tidak ada di kursi kekuasaannya. Menyebalkan.

"Ish, tau gini gue nggak bakal ke ruang musik!" teriak Rhea sekencang mungkin sampai suaranya sedikit menggaung. Tapi masa bodo dengan suaranya sekarang, toh tidak ada siapa-siapa di ruangan ini selain dirinya. Rhea hanya ingin meluapkan kekesalannya.

"Berisik tau gak!" balas seseorang tak kalah nyaring. Mata Rhea mendadak melotot, tubuhnya menegang. Ia yakin mendengar suara seorang perempuan.

Tunggu, seorang perempuan?

Ah, tidak. Tidak mungkin penunggu perpustakaan muncul di siang hari. Lelucon macam apa itu?

Tapi hei, bisa saja itu terjadi, bukan? Terlebih perpustakaan luas ini hanya dihuni oleh Rhea seorang. Camkan, seorang. Lantas, apa yang akan terjadi dengan masa depannya? Rhea tidak mau mendapat teror konyol dari tante-tante penunggu yang baru saja meneriakinya. Membayangkannya saja sudah mampu membuat gadis itu hampir memekik. Tangannya semakin berpegangan erat pada rak sebagai tumpuan tubuhnya yang bergetar kecil untuk berdiri.

Kaki yang tidak terlalu panjang itu bergerak pelan menghampiri sebuah sudut, tentunya setelah mulutnya membacakan berbagai macam doa. Langkahnya yang sedikit bergetar kian dekat membawanya ke dekat rak paling pojok, mulutnya pun tak pernah berhenti berkomat-kamit, berdoa untuk keselamatannya.

Jantung Rhea semakin berdebar tidak karuan melihat rambut panjang di balik rak pojok. Apa ketenangan hidupnya akan berakhir hari ini? Ayolah, Rhea masih ingin menjalani hidupnya dengan tenang tanpa teror dari 'sosok rambut panjang' itu.

"A-ampun, Mbak Ku-Kunti... Saya nggak bermaksud m-mem-membangunkan Mb-Mbak K-K-Kunti. Tolong jangan bunuh saya...," racau Rhea seperti seorang bocah yang sedang dihadapkan dengan malaikat maut. Lihatlah, kakinya juga ikut bergetar saking takutnya. Ia hanya bisa pasrah dan berharap hidupnya masih terselamatkan.

"Lo pikir gue kuntilanak?" balas suara itu sengit. Ia menampakkan wujudnya di hadapan gadis yang ketakutan setengah mati itu. Rhea menggembuskan napas lega mendapati Tania lah pemilik rambut panjang itu. "Dan lo emang harus gue bunuh karena mengganggu waktu tidur siang gue," lanjutnya sambil melipat tangan di depan dada dan menyandarkan kepalanya di sudut rak.

Senbazuru✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang