"Lo putus sama Dini?"
Adam menatap Rhea datar, seolah apa yang dikatakan gadis itu hanyalah angin lalu. "Kata siapa? Kalo itu gosip, jangan percaya."
"Oh, lalu apa Arkan termasuk manusia yang suka menggosip? Kayaknya enggak deh." Rhea memasang wajah berpikir, sambil melirik wajah Adam yang mendadak masam. Cowok itu tidak berkata apa-apa lagi, membuat Rhea menarik kesimpulan kalau Adam benar-benar sudah mengakhiri hubungannya dengan Dini.
"Eh, Tan, lo mau kemana?" Adam menahan langkah Tania yang baru keluar dari kelas. Rhea yang sudah mengambil ancang-ancang untuk memojokkan Adam dengan terpaksa menutup mulutnya kembali.
"Ke kamar mandi, kenapa?" tanya Tania bingung.
"Gue ikut."
"Ha?! Gila lo ya?!" pekik Tania keras, cukup membuat beberapa orang yang berlalu lalang menatap aneh ke arahnya. Itu bukan reaksi yang berlebihan, karena wajar seorang gadis syok ketika ada laki-laki yang ingin mengikutinya ke kamar mandi.
"Ayo ah cepet, gue udah kebelet." Adam segera menarik lengan Tania untuk berbelok ke kamar mandi. Rhea tahu, Adam pasti menyadari gerak-geriknya yang seolah ingin menginterogasinya. Namun cewek itu menyadari sesuatu yang janggal.
Mengapa Adam seolah ingin menyembunyikan fakta bahwa dirinya putus dengan Dini?
°°°
Rhea membereskan buku-bukunya begitu bel pulang berbunyi. Ia menyandang tas soft pink-nya setelah memastikan tidak ada barang yang tertinggal. Rhea menghampiri Diva yang sedang bernyanyi sekeras mungkin di depan papan tulis, membuat semua anak XI-3 memprotes suara merdunya yang melebihi Selena Gomez.
"Oh Rico-ku, oh Rico-ku, kau ganteng sekali.." Kira-kira begitulah lagu dadakan yang berhasil diciptakan Diva hanya dalam waktu beberapa menit. Lagu anak-anak 'Kelinciku' yang seketika berubah judul menjadi 'Rico-ku'.
Mungkin cewek ini cocok menjadi pengubah lirik.
"Heh, udah diem! Suara lo bikin polusi tuh. Lo tambah gila ya semenjak putus," celetuk Rhea berterus terang. Ia sengaja menutup telinga supaya sahabatnya ini sadar diri pada suaranya yang dijamin akan langsung gagal ketika mengikuti audisi menyanyi.
"Ya biarin, suka-suka gue," jawab Diva sekenanya. "Kalo lo mau pulang, pulang aja dulu. Gue mau nungguin baby honey." Tepat saat ia berkata begitu, Rico, Zidan, Dimas, dan Dio melewati kelas mereka, bermaksud pulang, membuat pupil mata cewek itu melebar. Seketika Diva menarik tangan Rhea untuk berjalan di belakang cowok yang sudah berubah status menjadi mantannya itu.
"Div, Rhe, lo belum piket!"
"Besok, Han! Janji!"
°°°
"Rhea!" Cewek itu menoleh kala merasa namanya dipanggil. Baru saja ia akan berjalan ke halte setelah berpisah dengan Diva, ada seseorang membuat langkahnya terhenti. Rhea menatap pergerakan Tania yang sedang berlari menghampirinya. Setelah mengatur napas seraya menumpukan kedua tangannya di lutut, Tania membuka mulut. "Ikut, hosh, gue."
"Ha? Kemana?" tanya Rhea dengan alis berkerut.
"Udah ikut aja." Tania menarik tangan Rhea kembali memasuki sekolah. Cewek itu membawa Rhea ke lapangan upacara, membuka gerbang samping dengan santai seolah dirinya sudah biasa membuka gerbang secara ilegal.
Ini cewek nyalinya gede bener, nggak takut kena hukuman karena seenak jidat buka tutup gerbang, komentar Rhea, tapi hanya batinnya yang berbicara. Ia tidak ingin Tania tersinggung jika kata-kata itu keluar dari mulutnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/76433749-288-k820638.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Senbazuru✔
Teen FictionAda tiga fakta mengerikan yang tersemat dalam diri Reynando Prasraya Mahardika, cowok bebal yang berhasil bikin geger satu sekolah di hari pertamanya karena berani melawan OSIS. 1. Gonta-ganti cewek adalah hobinya. 2. Bermain sama cewek tiap malam a...