Extra Part: Ray Bisa Romantis (b)

6.6K 350 55
                                    

Alangkah baiknya jika mulmed diputer waktu penampilan band-nya:v Dan gue mau tegasin rentang usia antara Rhea dan adek-adeknya. Rhea sama Aldo selisih empat tahun, Rhea sama Brina selisih lima tahun, dan gue ubah, Rhea sama Bulan selisih sepuluh tahun. Gue ubah juga, Aldo sama Brina nggak berada di kelas yang sama. Jadi, ibaratnya gini: Rhea kelahiran 1997, Aldo kelahiran 2001, Brina kelahiran 2002, Bulan kelahiran 2007.

♥Backsound: Backstreet Boys - As Long As You Love Me♥

--------------------------------------------------

Malam ini Rhea siap dengan balutan dress biru tua tanpa lengan dengan hiasan bentuk bunga-bunga yang membuat penampilannya tampak sangat menawan. Tak lupa juga rambutnya yang sedikit bergelombang dibiarkan tergerai menutupi punggung. Tersenyum di depan kaca besar yang tersedia di dalam kamar sebelum akhirnya berjalan keluar dari kamar menuruni tangga.

“Wuih, putri Rapunzel udah cantik aja,” komentar Aldo mengalihkan fokusnya pada TV menjadi ke arah kakaknya.

“Tapi kemana-mana juga cantikan gue,” celetuk Brina seraya mengibaskan rambut keriting gantungnya bangga.

Aldo yang duduk satu sofa dengan Brina meneloyor kepala cewek itu. “Sok cantik lo.”

“Ih, Bang, rambut gue jadi kusut nih!” seru Brina tak terima.

“Gue ngebantu kali, biar senada sama mukanya-aw! Sakit, nying! Dasar cewek psikopat!”

“Lo bilang apa tadi? Gue nggak denger!” Brina mengejar langkah Aldo yang sudah berlari menaiki tangga, kemudian yang terdengar dari atas sana adalah suara pintu ditutup dengan keras, disusul teriakan Brina yang mencak-mencak dan meminta Aldo membuka pintu.

Rhea menggeleng geli. Mereka sudah naik ke kelas delapan dan sembilan, tapi tingkah laku kedua adiknya tak pernah berubah, selalu tidak pernah akur. “Lan, Kakak pergi dulu ya. Mungkin pulangnya agak malem karena ada acara reuni.”

Bulan yang selisih sepuluh tahun dengan Rhea mengangguk mengerti. “Iya, Kak, hati-hati.”

“Bilangin ke dua kakakmu itu, jangan berantem mulu. Kayak orang pacaran tau nggak.”

“Siap, Kak, hehe.” Rhea mengulas senyum simpul, mengambil high heels peraknya dari rak sepatu, lalu bergegas menuju mobil supaya tidak terlambat.

***

Mata Rhea yang berbinar tak pernah lepas dari dekorasi gedung malam ini. Benar-benar mengagumkan walau sederhana. Di depan sana tersedia panggung yang cukup besar, bahkan lengkap dengan alat-alat musik seperti gitar akustik, gitar elektrik, bass, keyboard, sampai drum. Meja dan kursi yang dilapisi kain putih juga tersedia memenuhi gedung dengan ukuran yang juga lumayan besar –bahkan raksasa bagi Rhea. Setiap meja memuat empat kursi di dalamnya. Rhea sampai bingung apakah ini acara reuni atau pernikahan.

Astaga, Rhea sampai merasa dia kembali ke indahnya masa SMA. Benar kata orang-orang, SMA adalah masa paling seru dan gokil, dimana canda dan tawa selalu menemani hari-hari mereka. Dimana kita bisa tahu siapa teman kita yang sebenarnya, teman yang selalu ada untuk kita. Dimana kita bisa belajar arti kesetiakawanan, kesetiaan, dan kebersamaan.

Mengeluarkan ponselnya kembali untuk menghubungi nomor seseorang yang belum dia temui sepanjang hari ini. Sungguh, Rhea bisa gila kalau cowok itu terus memperlakukannya seperti gantungan. Dengan resah ditempelkannya benda mungil itu ke telinga kanan.

Tuut tuut tuut.

Ayo, Ray, jawab dong.

“Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan. Cobalah beberapa saat lagi.”

Senbazuru✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang