hujan di hatimu

798 57 75
                                    

Mereka katanya memuja hujan, sebagian lagi menjadikan hujan sebagai objek romatis dengan mengunggahnya di akun sosmed. Kata-kata manis pun bertaburan. Adakah demikian? Atau sebatas kata? Sebab di saat bersamaan mereka membenci hujan, berlari di bawah atap-atap ketika ia datang, bahkan memaki hujan yang lambat reda lantaran jemuran tak kunjung kering.

Hal ini sama saja dengan kebanyakan orang yang memanjakan otaknya untuk terbiasa memanipulasi diri. Mereka dengan senang memujamu saat di depanmu dan pada saat bersaman ketika berada di belakangmu mereka menghujatmu.

Hujan tidak peduli dengan hal itu, ia tetap akan turun meski banyak yang membenci, pun dengan kehadirannya udara malah menjadi dingin, lembab dan basah. Ia tetap turun. Seba ia paham bahwa ada sebagian orang meski menempati posisi minoritas selalu mengharapkan gerimis dan rintik-rintiknya.

Begitu pula dengan kehadiramu, untuk apa kau sibuk memikirkan orang-orang yang tak menyukaimu. Bukankah hidupmu lebih menyenangkan untuk kau habiskan dengan orang-orang yang selalu mengharapkan kedatanganmu, yang setiap hari menunggu meski sekadar menyapa.

Sama halnya kamu dan hujan. Tetap ada di dunia ini di antara orang-orang yang menyenangi dan membenci.

Malam ini aku akan menjadi hujan yang akan membasahi hatimu, kupastikan kau tak akan dapat menghindariku.

Lelaki DALAM KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang