Emak dan nasi putih

581 47 99
                                    

Emak menuangkan nasi pada setiap piring anak-anaknya.

Ia terlampau senang.

.

Satu persatu sang anak setelah mengambil lauk pauk beranjak.

Si Sulung kembali mengenakan kacamata di sudut kamar dengan kertas menumpuk di depan meja.

Si Tengah membawa nasinya di depan televisi.

Si Bungsu ke serambi memamerkan paha ayam pada anak-anak tetangga.

Ia diam menatap nasi putih tak berasa.

.

Tidak, tidak ia berharap Si Sulung, Si Tengah apalagi Si Bungsu melakukan hal yang sama.

Tidak juga tentang menyuapinya.

Ia paham apa itu  bahagia ketika Si Sulung, Si Tengah dan Si Bungsu melahap nasi berjajar berhadapan dengannya.

Yang paling menyedihkan sekaligus tak dapat dielakan adalah melihat punggung Si Sulung, Si Tengah dan Si Bungsu. Sebab ini berarti ia harus siap dalam kesendirian, menikmati lauk lezat dengan lidah yang tak lagi memiliki fungsinya.

.

.

.

Selamat siang, selamat menikmati santapan siang, Mak.

Lelaki DALAM KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang