Untuk kamu yang mengeratkan jari di sela-sela jarinya.
Bisa jadi sekarang kamu mendapatkan tempat di hatinya, tapi kamu tidak akan menyangkal bukan bahwa aku pernah ada di sana. Tidak perlu gusar. Kita dua pria yang mencintai satu wanita yang sama, mari berbicara sambil menyeduh kopi, atau kamu suka teh?
Dia suka kopi, bukan teh. Santai, ini bukan tentang minuman. Ini tentang aku dan kamu. Meski kamu bukan penikmat kopi nyatanya sekarang dia menjadikan pundakmu tempat bersandar. Tapi kamu tidak akan bisa menampik bukan, bahwa aroma kepalanya masih menyisakan selangkanganku?
Dia manja, banyak bicaranya. Dulu perutku menjadi tampat kepalanya mendusel. Entahlah, katanya dengan perutku yang setengah buncit berasa melebihi bantal. Aku sempat khawatir, setelah kulihat foto-fotomu yang banyak berada di tempat pelatihan kebugaran. Kemudian aku menjadi sedikit tenang, aku yakin meski tidak mendusel di perutmu yang keras itu, kasurmu lebih empuk untuk tubuhnya.
Lain kali kita bicara lagi, dia sudah datang. Aku rasa suasana tidak akan nyaman dengan adanya kehadiranku. Oh ya, kalau dia ngopi lebih baik tidak usah kamu larang. Dan bila dia sedang ngomel, diamkan saja dulu. Nanti juga reda sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki DALAM Kata
PoetryMereka, kalian atau pun kamu. Mungkin ada di sini. Dengarkan baik-baik ucapan lidah lelaki ini. Hati-hati dapat menimbulkan efek baper. Cover by Jefischa