Mereka hanyalah dua orang yang pernah mencintai yang telah membubarkan diri lantaran kecemasan-kecemasan berhasil menakuti mereka.
Pada sebuah siang yang dengan sadar dihanguskan malam, mereka kembali berjumpa. Tak ada suara, tak ada kecupan-kecupan atau lenguhan gairah yang menjadi ritual wajib di setiap pertemuan. Bisu dalam kecemasan berikutnya.
Cemas kalau jatuh cinta mendatangi lagi, takut bila kecemasan mengemasi mereka dalam kantong cinta. Sebab menurut mereka jatuh cinta adalah wadah penampung kecemasan.
Aku tertawa terkial-kial, sampai-sampai keduanya mengira aku tidak waras. Hal inilah yang membuatku terkekeh kekeh; dua orang tidak waras yang pernah saling mencintai menertawakan orang yang tidak waras.
Dan kamu, tolong untuk tidak memaksakan diri memahami. Aku takut kamu menjadi ikut-ikuatan tidak waras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki DALAM Kata
PoetryMereka, kalian atau pun kamu. Mungkin ada di sini. Dengarkan baik-baik ucapan lidah lelaki ini. Hati-hati dapat menimbulkan efek baper. Cover by Jefischa