Lelaki DALAM Kata

surat terbuka untukku

Dear Amur,

Apa kabarmu hari ini? Semoga baik yah. Tentu, kupastikan bait-bait doaku sampai padamu. Yah, kamu tahu, aku selalu menyebut namamu di setiap akhir sujudku. Menitipkan namamu lewat cahaya-cahaya ketika matahari meninggalkan bumi. Seulas senyum akan terpancar dari bibirku ketika aku mengingatmu, sebuah senyuman yang mengartikan kebahagiaan. Tentu, aku bahagia saat kita menyatukan sebuah rasa.

Jika kupikir lebih dalam, bagaimana mungkin jarak menyatukan kita? Mungkin untuk sebagian orang itu mustahil. Dulu pun aku adalah bagian orang itu tapi sekarang tidak lagi. Setelah kau berhasil mencuri setiap kepingan rasa sakit bahkan kebahagiaan tak teratur dalam hidupku.

Katakan ini takdir yang begitu manis. Namun pastinya kau tahu, saat tanganmu mulai mengenggamku. Bukankah ada keraguan di situ? Tentu, kita manusia biasa. Ketakutan dan kecemasan selalu menghampiri kita setiap hari, mari kita abaikan saja mereka. Aku ingin memberitahumu bahwa mereka hanya iri dengan kita, terlalu kuat mereka ingin memasuki pikiran kita. Hanya saja mereka tak akan mampu menembusnya, yah kita punya keyakinan kuat, prinsip yang telah mengakar dalam hubungan kita.

Masih jauh perjalanan kita, belum saatnya kita tertawa. Aku masih harus meyakinkanmu untuk terus tinggal di sisiku setelah kesakitan yang kau rasakan selama beberapa tahun ini. Tak mudah bagimu, untuk melupakan semua itu. Meski bibirmu mengatakan kamu telah berpaling, tapi aku tahu dalam hati kecilmu.

Kamu masih mengingatnya meski sedikit, kau tak perlu menyalahkan dirimu. Hal yang wajar, hanya saja jangan terpaku. Lihat seorang gadis sedang tersenyum padamu berharap kau mengenggam jemarinya, abaikan saja rasa sakit itu dan berlarilah padanya maka akan kau temukan titik bahagia di hidupmu. Tentu, dia ingin sekali hidup bersamamu. membuatmu merasa terlindungi. Jadi kumohon berlarilah padanya!

Berikan dia harapan bahwa ini memang takdir kalian.

Semoga harimu selalu menyenangkan!

-Ndi-