Aku tidak tahu kekuatan seperti apa wujudnya yang mampu menarikku ke tempat ini, berkali-kali. Lagi dan lagi. Tidak juga tentang momen yang kukubur dengan daki-daki kecemasan, kurasa ia belum memiliki kekuatan lebih, dan nyatanya sekarang aku adalah lelaki merdeka. Tentu saja kebebasanku kudapati setelah berjuang setengah sakau; peluh-peluh rindu yang mengutukku, juga dentuman kesunyian yang acapkali menculikku di tengah keramaian.
Perihal kebahagian yang banyak didengungkan mereka, kurasa hanya liur basah yang tak memiliki umpama. Sebab mereka sendiri adalah kesunyian yang terus berjuang, mencoba mendikte, tapi tak pernah paham apa itu defenisi kebahagian yang mereka miliki, bisa jadi memang tidak pernah ada atau malah bentuk dari upaya menghibur kebahagian yang tengah menggigil sepi.
Semesta tidak pernah benar-benar bercanda ketika menagih keinginanku di sini, ia ada sebab tahu apa sebetulnya yang kubutuhkan, bukan sekadar memenuhi keinginan yang bisa saja menjadi momok menakutkan dari keserakahan memiliki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki DALAM Kata
PoetryMereka, kalian atau pun kamu. Mungkin ada di sini. Dengarkan baik-baik ucapan lidah lelaki ini. Hati-hati dapat menimbulkan efek baper. Cover by Jefischa