Kemarin aku memohon pada Tuhanku; esok ketika siang membangunkanku dari lelap, aku ingin menjadi dirimu. Ya, kamu yang kukuh memperjuangkanku kemudian kamu lepaskan begitu saja. Kamu yang begitu cakap mengobati lukaku untuk kemudian kamu tikam lebih dalam lagi. Sungguh aku ingin merasakan menjadi dirimu, perasaan yang terlihat baik-baik saja setelah menjatuhkan paksa aku yang tengah meluncur terbang. Juga kamu yang tak pernah berasa bersalah saat membagi janji yang tampak sungguh sungguh tapi tak pernah sanggup kamu lunasi.
Marah kemudian meminta pada Tuhanku agar jiwaku menyaru tubuhmu. Sehingga matamu dapat merasakan tangis dari hatiku, telingamu mampu mendengarkan teriakan sakauku. Lalu seluruh tubuhmu meremang lantaran batinku yang sedang sekarat.
Tetapi Tuhan tidak meluluskan permintaanku, Ia memberikan hal lain. Hari ini saat mataku terbuka, aku masih utuh dengan hatiku yang sedang berdarah. Akan tetapi benda tajam bernama pengkhianatanmu itu tidak tertancap lagi. Luka itu kini membentuk barisan bukit bukit, meski pohonnya dibabat ia tetap berusaha menjadi pondasi bumi, mengembuskan udara segar untuk menggantikan lembabnya oksigen kota. Tuhan memang tidak memenuhi keinginanku, Ia menyuguhkan kebutuhanku. Sebab keinginanku belum tentu menjadi kebutuhanku. Dan kamu ternyata belum cukup untuk mewakilkan apa apa yang menjadi kebutuhanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki DALAM Kata
PoetryMereka, kalian atau pun kamu. Mungkin ada di sini. Dengarkan baik-baik ucapan lidah lelaki ini. Hati-hati dapat menimbulkan efek baper. Cover by Jefischa