Kehilangan itu tidak bermula saat dia meninggalkanmu melainkan ketika dia memilih tidak peduli. Pada masa itu, sekeras apa pun usaha memanggilnya, dia tidak akan berbalik berpulang, dia sudah berhenti berjuang. Sebelum kesepian bernama penyesalan itu mengejekmu, jadilah rumah tempatnya merasa nyaman, sejauh mana pun dia melangkah dia akan kembali, melepas letih, menjemput kantuk juga sebagai alasan kedua tangannya terkatup meminta kebaikan Tuhan.
Jangan kamu jadikan alasan lantaran cintanya yang teramat besar padamu membuatmu terlalu yakin tempatnya berpulang, jika tidak, bertemulah kamu pada sebuah masa yang tak kamu duga, keyakinan itu berbalik mengkhianatimu, menjatuhkanmu sejatuh jatuhnya, dan saat itu dia sudah benar-benar menjadi asing.
Menjadi pihak yang mencintai itu tidak mudah, dia berjuang lebih banyak, melawan ego yang meminta dipenuhi haknya, membunuh kenyamanannya sendiri demi menghidupi kenyamananmu. Dan coba tanyakan padamu sendiri seberapa banyak kamu menghargai kekasihmu, atau malah kamu selalu abai, seakan kehadirannya digunakan untuk membunuh waktu sepimu saja.
Ketulusan itu tidak akan dapat kamu tukar dengan apa pun, ia mahal, makanya menemukan orang yang benar benar mencintaimu teramat langka. Kamu terlalu sibuk mencari kenyamanamu sendiri lalu melewatkan kepantasan yang seharusnya kamu jaga, padahal sesungguhnya kenyamanan itu lahir dari sebuah ketulusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki DALAM Kata
PoetryMereka, kalian atau pun kamu. Mungkin ada di sini. Dengarkan baik-baik ucapan lidah lelaki ini. Hati-hati dapat menimbulkan efek baper. Cover by Jefischa