merapatkan tubuh dengan perempuan lajang yang memilih paksa menjadi jalang

241 13 0
                                    

Kursi tua dan meja kayu yang menemukan perjuampaan itu setelah bertahun-tahun kisah hanya menjadi dongeng. Malam sayup, musik berlagu lincah, dan sorot lampu remang menghidupi kenyataan yang sudah lama dikubur

Tak ada cinta yang menghinggapi bibir perempuan berlemak banyak ketika dilumat lelaki kurus berkumis tipis. Sisi ruang paling sudut yang mereka sepakati sudah cukup membakar dingin, dan tangan-tangan bergeriliya bebas tanpa takut pada malu

Bocah berusia belasan mengigau serak di tengah kerasnya moncong pengeras suara. Sesekali matanya mencuri benci pada sisi bersudut, ia hendak muntah tetapi lambungnya menolak bersahabat. Marah yang meraksasa itu dipaksanya remuk redam, lantaran berkelebatan wajah wanita ringkih yang memberi ia makan dari merah. Pastilah perempuan itu menggigil sakau kalau ia terkurung di rumah besi. Tangannya tak jadi mengambil belati, memilih gertakan gigi saja yang membunuh sepi

Ia tak punya alasan lagi untuk mengelak dari tahun-tahun cerita sumbang. Meludah pun rasanya jijik, sekali pun ada alasan untuk mangkir tetap saja kenyataan mengatakan ia lahir dari rahim lacur. Langkah payah memastikan tubuhnya pergi setelah matanya mengawasi kumpulan pria-pria malam yang berhasil keluar rumah, membohongi bini-bininya dengan alasan meeting. Mereka memang sedang rapat, merapatkan tubuh dengan perempuan lajang yang memilih paksa menjadi jalang

Lelaki DALAM KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang