Laut selalu memiliki cara bertemu dengan pantai, jika kau berusaha menghentikannya maka ia dengan upaya ombaknya menghempaskanmu. Tak peduli seberapa banyak kau mencoba mencegah, pertemuan yang menyisakan sekotak rindu itu tetap berjumpa. Bisa jadi waktu yang diberikan semesta begitu pelit, akan tetapi dari yang sedikit itu melahirkan benih rindu yang berbukit bukit.
Lihatlah, buka matamu hatimu tanpa perlu lagi menghibur diri sendiri dengan berharap ada dirimu dalam bahagianya. Tak ada kau di sana, bahagia yang dimaksud sama sekali tak melibatkanmu.
Kau sudah mencoba mengembalikan; senyumnya, tawa tulusnya, tatapan harap, dan bentuk rindunya yang utuh. Hal hal yang pernah kau dapatkan itu tak lagi menyisakan apa apa selain kecanggungan yang menjadi jadi. Kau adalah kehidupan yang telah mati pada hatinya yang hidup di hati yang lain.
Ya boleh jadi definisi melupakan punyamu tak serupa lagi melupakan miliknya. Ia tak akan kesulitan menempatkanmu pada ingatan yang dibuang, sedangkan kau terjebak pada kenangan yang disayang.
Pantai selalu tentang laut. Sementara kau hanyalah bibir pantai. Bila kau bersikeras tetap berada di sana maka kau tak lebih dari persinggahan keduanya yang sedang merayakan buih buih kerinduan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki DALAM Kata
PoetryMereka, kalian atau pun kamu. Mungkin ada di sini. Dengarkan baik-baik ucapan lidah lelaki ini. Hati-hati dapat menimbulkan efek baper. Cover by Jefischa