Thian-mo Lo-lo bisa menyaksikan, bagaimana Koo San Djie menggunakan tipu Ombak Menyapu Seribu Kotoran, mukanya telah berubah dengan seketika. Serentetan kejadian lama terbayang pula didepan matanya.......
Rasa sedih dan menyesal telah membuat rupanya yang cantik menjadi lenyap......
Enampuluh tahun yang lalu, ia tidak kalah cantiknya dengan Tju Thing Thing.
Ia sombong, karena menganggap dirinya bagaimana bunga harum yang baru mekar.......
Dan si Dia, penghibur lara, lebih gagah beberapa kali dari pada pemuda yang kini berdiri dihadapannya......
Dengan kegagahannya, dia telah menipu badan Thian-mo Lo-lo. Ia telah terjatuh ke dalam tangannya si binatang yang berbaju manusia......
Semua kejadian ini terbayang kembali di depan matanya Thian-mo Lo-lo yang kini telah menjadi tua, dengan menahan segala kepedihan, ia melampiaskan segala kemarahannya kepada Koo San Djie.
"Kau pernah apa dengan Lam Keng Liu?" bentaknya.
Dengan agak kikuk Koo San Djie menjawab:
"Kau menanyai...... si penghianat itu? Akupun sedang mencarinya. Tahukah dimana ia kini berada?"
Koo San Djie tidak tahu menahu tentang Lam Keng Liu, karena itu, dia berbalik menanya kepadanya.
Sebetulnya, ia mau menyebut saudara seperguruan, tapi mengingat perbuatannya Lam Keng Liu yang sudah menghianati gurunya sendiri, ia sudah tidak ingin mengaku saudara seperguruan. Lagi pula, gurunyapun telah memesan kepadanya untuk mencari si penghianat dan sekalian membereskannya.
Jawaban Koo San Djie telah membuat Thian-mo Lo-lo menjadi kecewa, ia tidak ingin menunjukkan luka hatinya, apa lagi dihadapan orang ini, iapun tidak ingin menimbulkan pula impian lama, kepada si pemuda berdiri dihadapannya.
Dengan keren ia berkata kepada Tju Thing Thing:
"Mari kita meninggalkan tempat ini."
Selagi bergerak, Thian-mo Lo-lo sudah membalikkan badan, ia menuju ke arah jalan raya yang ramai dan menghilang di antaranya.
Ia membenci dirinya sendiri yang telah tertipu sampai Koo San Djie yang tidak tahu menahu turut dibencinya pula.
Ia telah melihat Tju Thing Thing agak tertarik oleh si pemuda yang gagah, ia tidak ingin apa yang terjadi atas dirinya terulang pada muridnya, maka ia telah memaksa Tju Thing Thing, meninggalkan tempat itu dengan cepat.
Kejadian yang tidak biasa ini telah membikin Tju Thing Thing tidak habis mengerti apa yang menyebabkan gurunya menjadi marah sedemikian rupa, yang sebelumnya belum pernah dialaminya.
Terpaksa ia melambaikan tangannya ke arah Koo San Djie, dengan terburu-buru ia mengikuti di belakang gurunya.
Seperginya Thian-mo Lo-lo, si Kurus Oey dan si Sastrawan Pan Pin baru datang menghampiri Koo San Djie.
Dari gerakannya Koo San Djie tadi, mereka dapat menduga, dari mana asal usulnya pemuda gagah ini?
Terdengar suara Oey Liong tertawa riang:
"Jika aku yang tua tidak menebak salah, saudara kecil ini adalah cianpwe Pendekar Berbaju Ungu punya......"
Ia tidak berani sembarangan menyebutnya murid, karena jika ditaksir dari umur si Pendekar Berbaju Ungu, kini telah lebih dari seratus tahun, mana bisa jadi, kalau muridnya masih demikian muda?
Suatu kejadian yang tidak disangka. Koo San Djie telah membenarkan perkataannya:
"Betul! Aku adalah muridnya. Tapi guruku pernah berkata, agar tidak sembarangan mengatakannya harap cianpwe berdua jangan mengatakannya pula kepada orang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembah Merpati - Chung Sin
FantasyCeritanya sederhana, tentang seorang Anak Angon (gembala) yang bernasib baik dan berjiwa asih berjuang untuk menegakkan keamanan dan keadilan di Sungai Telaga yang dikacaukan oleh Penguasa Lembah Merpati yang sangat lihay namun khianat. Di dalam men...