Pulau Hay-sim terletak di tengah lautan Ceng-hay, dikelilingi dan dikitari oleh air lembek yang tidak mempunyai daya tahan sama sekali. Tidak pernah ada kapal atau perahu yang lewat melalui permukaan laut tersebut.
Hu-hay Sin-kun, setelah berhasil mempelajari ilmunya dan turun dari gunung es, dia telah memilih pulau yang sepi ini menjadi tempat kediamannya. Bersama dengan adik angkatnya yang bernama Lok-sui Cian-liong mereka membangun pulau tersebut. Usahanya berhasil telah membuat pulau yang sepi menjadi suatu tempat yang menarik hati.
Si Sastrawan Pan Pin bersama dengan Koo San Djie, setelah berjalan siang hari malam, tidak sampai setengah bulan kemudian, mereka sudah sampai di pinggir laut. Mereka hanya melihat seperti sungai yang sepi, tidak ada sebuah perahu pun berlayar di sana.
Di dalam rimba persilatan, Pan Pin pernah bertemu dengan Hu-hay Sin-kun beberapa kali, tetapi belum pernah datang ke pulau tempat kediamannya, dan tidak mengetahui, dengan cara bagaimana harus mendaratnya.
Hatinya timbul curiga. Bagaimanakah caranya orang keluar masuk pulau Hay-sim ini.
Mereka berdua mundar mandir di tepi laut sampai beberapa kali. Diambilnya setangkai batang pohon yang terdapat di pinggir laut itu, lalu dilemparkan ke arah laut.
"Plung", segera setelah terdengar bunyi itu, lantas terlihat suatu lingkaran di permukaan laut. Seperti sebuah batu saja agaknya, tangkai pohon tadi lantas tenggelam ke dasar laut.
Si Sastrawan Pan Pin melihat kejadian yang mengherankan itu, dia menggoyang-goyangkan kepalanya.
"Bagaimana?" tanya Koo San Djie yang menjadi tidak sabaran.
Tiba-tiba Pan Pin menggoyang-goyangkan tangannya, berkata pada si pemuda:
"Dengarlah! Ada orang sedang mendatangi."
Koo San Djie juga sudah mengetahui, beberapa kuda sedang mendatangi ke arah mereka, semakin lama, derapan kaki kuda semakin dekat saja, dan sebentar kemudian, kuda-kuda sudah sampai di depan mereka.
"Ouw!" Berbareng mereka mengeluarkan seruan kaget.
Ternyata yang mendatangi itu adalah keempat pengiring Hay-sim Kongcu.
Dengan cepat Koo San Djie menghampiri mereka dan menyapa:
"Hei, dapatkah kalian mengajak kami ke pulau Hay-sim?"
Keempat pengiring Hay-sim Kongcu saling pandang, tentu saja dengan perasaan heran, mereka tidak menjawab pertanyaan Koo San Djie, mereka balik bertanya:
"Kemana Kongcu kami?"
Koo San Djie dengan sembarangan berkata:
"Orang yang demikian besar, masa takut hilang? Mungkin juga telah kembali ke pulau."
Keempat pengiring itu berkumpul menjadi satu. Setelah berunding sejenak, salah satu dari antaranya maju ke muka.
Sambil bersenyum ia memberi hormat pada si Sastrawan dan berkata:
"Pulau Hay-sim jarang mendapat kunjungan, dan ada urusan apakah tuan-tuan datang mengunjungi pulau kami?"
Setelah membalas hormat, Pan Pin lantas berkata:
"Orang memberikan julukan padaku Sastrawan Pan Pin, adalah kenalan lama dari majikanmu, Hu-hay Sin-kun. Dengan mengajak saudara kecil ini, aku masih mempunyai sedikit urusan yang mau dirundingkan dengan majikan kalian."
Orang-orangnya Hu-hay Sin-kun setelah berpikir sebentar, lalu berkata:
"Jika kenalan lama dari majikan, silahkan ikut kami."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembah Merpati - Chung Sin
FantasyCeritanya sederhana, tentang seorang Anak Angon (gembala) yang bernasib baik dan berjiwa asih berjuang untuk menegakkan keamanan dan keadilan di Sungai Telaga yang dikacaukan oleh Penguasa Lembah Merpati yang sangat lihay namun khianat. Di dalam men...