Tiba-tiba, sekaligus, ia menarik semua tenaganya dan "Brak!", pohon tadi telah roboh di hadapannya.
Ia mendehem sekali lagi dan melepaskan hawa tenaganya keluar mendorong pohon yang telah roboh tadi sampai terbongkar dengan akar-akarnya terbang menjauhinya......
Ia ingin mengetahui, sampai di mana kekuatan dirinya yang telah dilatih terus-terusan ini. Setelah pohon tadi terlempar lebih dari limapuluh tombak, dengan sekali bentak, ia menunjukkan dua jarinya ke arah sana dan dua hawa tenaga yang tidak terlihat seperti rantai saja telah melilit pohon itu lagi. Hawa tenaga begitu terasa mengenai pohon, dengan menekuk sedikit jarinya, pohon itu seperti di angkat tangan setan saja telah kembali ke hadapannya lagi.
Setelah beberapa kali menjajal dengan hasil yang memuaskan, hatinya menjadi sangat girang, karena kini ia telah mulai menaiki tarap yang tertinggi. Baru sekarang ia betul-betul memuji pelajaran Lembah Merpati yang tertulis dalam kitab Kutu Bukunya. Hanya satu pelajaran ini saja telah cukup untuk memakan waktu seumur hidupnya orang.
Ia mulai duduk bersila di salah satu batu besar, sambil memeramkan kedua matanya ia mulai mengingat-ingat kembali pelajaran-pelajaran yang baru.
Mendadak, di belakangnya terasa ada suara orang lain yang bernapas, dengan tidak membalikkan badannya lagi dua jarinya telah ditekuk ke belakang mengarah di mana suara napas orang tadi, dan dua aliran tenaga yang tidak terlihat berbunyi menembus dedaunan langsung mengarah orang yang baru datang.
Terasa ia telah dapat menyentuh satu benda yang lembek yang disangkanya tentu sebangsa binatang malam yang sedang berkeliaran di waktu malam hari. Maka dengan mengentengkan tenaganya ia menarik kembali dua jarinya tadi.
Hanya terdengar satu suara jeritan yang nyaring, satu tubuh yang langsing tertarik olehnya terbang menubruknya.
Orang yang datang ternyata adalah Djin Han Hiong!
Inilah suatu hal yang tidak dapat disangka-sangkanya, bukannya ia ingin mempertontonkan kepandaiannya, karena baru saja ia sedang memikir-mikirkan kepandaian barunya ini, maka dengan tidak terasa ia telah mengangkat tangannya dan mengeluarkan ilmunya.
Djin Han Hiong yang terjatuh ke arahnya Koo San Djie, setelah dapat menutulkan kakinya di atas tanah, dengan tangan mengurut dada berkata:
"Hei, kepandaian apakah yang baru kau pelajari? Seperti ilmu hitam saja yang dapat menangkap orang dari jarak yang sejauh itu. Hampir saja membuat aku mati karena takut."
Setelah berkata, dengan lagak yang menarik ia tertawa.
Koo San Djie yang merasa tidak pantas ia berbuat demikian, dengan rasa menyesal ia berkata:
"Aku sebenarnya tidak mengetahui bahwa nona yang datang, maka kesalahan tangan, harap nona sudi memaafkan."
Djin Han Hiong menjebikan mulutnya dan betkata:
"Hmmm......! Apa kau kira betul-betul dapat menangkapku dengan kepandaianmu itu tadi? Aku hanya sengaja saja membiarkan tertangkap olehmu karena ingin melihat sampai di mana kemajuanmu sampai sekarang ini."
Koo San Djie seperti orang yang membentur batu saja terdiam bengong. Ia menyangka bahwa perkataan tadi telah menyinggung hati si nona, maka dengan mencoba menambal kesalahannya ia berkata:
"Atas perhatianmu terhadap kemajuanku ini, aku harus menghaturkan banyak terima kasih. Entah harus cara bagaimana aku dapat membalasnya?"
Djin Han Hiong dengan penuh perhatian berkata:
"Mengapa pada waktu malam begini kau masih terus melatih diri? Lekaslah kau tidur kembali agar jangan sampai dapat menganggu kesehatan dirimu."
Koo San Djie tiba-tiba membuka kedua matanya besar-besar dan membentak:
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembah Merpati - Chung Sin
FantasiaCeritanya sederhana, tentang seorang Anak Angon (gembala) yang bernasib baik dan berjiwa asih berjuang untuk menegakkan keamanan dan keadilan di Sungai Telaga yang dikacaukan oleh Penguasa Lembah Merpati yang sangat lihay namun khianat. Di dalam men...