48. Ketua Wanita dari Perkumpulan Hui-hong-pang (2)

2K 29 0
                                    

Semua orang yang berada di situ, termasuk Tjeng Tjeng yang paling kecil telah mempunyai dasar-dasar yang sempurna, mereka tentu dapat membedakan yang mana jatuhnya daun dan bunga. Melihat kelakuan Kong Tie Hweeshio ini Kiang Tjo lah yang paling tidak dapat menahan sabarnya:

"Jika kau tidak menunjukkan diri, apa harus aku si Pengemis yang menarik keluar?"

Dari dalam semak-semak sudah lantas keluar seorang yang bermuka bewok beralis tebal menjura pada Kong Tie Hweeshio dan berkata:

"Aku mewakili Lembah Merpati Luar menyampaikan selamatnya kepada kalian. Lembah Merpati memang telah bermaksud untuk mengundang kalian datang berkunjung ke sana, kebetulan jika kalian di sini telah menetapkan hari kedatangan, kami hanya menunggu pada waktu harinya saja."

Tidak menunggu sampai beberapa orang ini mengatakan apa, ia sudah berbalik lagi dan melesat pergi.

Liu Djin Liong dan tiga orang lainnya adalah tokoh-tokoh yang terkemuka, terhadap mata-mata ini mereka tidak dapat berbuat suatu apa. Koo San Djie, Ong Hoe Tjoe dan Siauw Khong, sebelum mendapat perintah dari orang-orang yang lebih tua dari mereka yang kini berada di hadapannya juga tidak berani sembarangan turun tangan.

Hanya Tjeng Tjeng yang masih kekanak-anakan, tidak mengetahui suatu apa, yang sudah biasa dimanja oleh ayahnya, sudah lantas mencelat dan berkata:

"Apa kau kira dengan begini saja kau dapat meninggalkan kami?"

Bayangan kecil sudah mengikuti mata-mata Lembah Merpati. Tangan kecilnya. mendahului diulur ke depan dengan gerak tipu. 'Sebelah tangan mengurung bumi', mencengkeram ke arah orang di depannya. Lima aliran angin yang tajam sudah mengurung kepala orang.

Tidak gampang untuk menjadi seorang mata-mata yang banyak bahayanya, orang ini melihat Tjeng Tjeng mulai menyerang dari belakang, lalu tertawa dingin. Setelah dapat menghindarkan serangan nona cilik, ia masih dapat membalas memukul sampai dua kali.

Tjeng Tjeng melihat orang ini berani menahan langkahnya dan membalas menyerang, tentu saja menjadi girang. Gerak kaki kecilnya pindah ke sana sini mengelilingi orang ini, sebentar saja di sekitarnya orang ini telah penuh dengan bayangan-bayangan si nona kecil.

Orang ini sebenarnya tidak ingin terlibat di sini, apa lagi dari kejauhan sudah terlihat olehnya Koo San Djie dan Siauw Khong juga sudah lari mendatangi, maka nyalinya menjadi semakin ciut, dengan keras ia menyerang dua kali dan siap untuk mengundurkan diri.

Terdengar Tjeng Tjeng berteriak:

"Tinggalkan dulu sedikit tanda matamu."

Hanya terdengar suara "sret", tali pengikat pinggangnya sudah terputus, terkena serangan angin jarinya Tjeng Tjeng dan jatuh ke tanah.

Tapi orang ini tidak sempat lagi untuk memungutnya kembali, nyawanya lebih penting dari pada tali pengikat ini. Sambil lari ia membalikkan kepalanya dan berkata:

"Jangan hanya bisa menghina orang, lihat saja di dalam Lembah Merpati, kau dapat berbuat apa?"

Tjeng Tjeng yang menjadi panas hatinya sudah ingin mengejar lagi, tapi telah keburu disusul oleh Koo San Djie yang sudah lantas menahannya:

"Lekas kau kembali. Ayahmu sudah berkali-kali memanggilmu."

Dengan apa boleh buat, Tjeng Tjeng bersama Koo San Djie dan Siauw Khong bertiga kembali lagi.

Setelah mereka berkumpul lagi, Kiang Tjo sudah mendahului pamit dan meninggalkan mereka. Disusul dengan Kong Tie dan Siauw Khong berdua.

Mendadak ia melihat sang guru kekasih memalingkan kepalanya lagi dan berkata kepada Koo San Djie:

Lembah Merpati - Chung SinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang