58. Satu-satunya Calon Jodoh Ketua

1.9K 29 1
                                    

Mendadak Hay-sim Kongcu membentak keras dan menjujukan pedang pusakanya ke arah dada sang lawan yang sudah mulai menjadi keder juga. Inilah jurus yang pertama dari Tiga Rangkaian Pedang, yang didapati dari gunung es.

Begitu tusukan pedang pusakanya yang pertama ini keluar mengarah sang lawan, jurus kedua dan ketiga sudah siap bergerak untuk menyusul gerakan pertama. Sui Yun Nio yang sudah kelabakan berhasil menghindarkan dua tusukannya, tapi karena terhalang oleh tebalnya asap, ia tidak dapat menghindarkan serangan lawan yang terakhir dan tertusuk ia disamping dadanya.

Waktu itu keadaan di situ sudah tidak dapat mengijinkan orang lama berdiam lagi. Terdengar suara Lie Long Nio yang meneriaki mereka

"Awas akan bahaya api yang akan mengurung ke sana!"

Pek-hoat Sian-tong yang ingin keluar dari kurungannya api sudah lompat hendak meloloskan diri.

Tapi Lie Long Nio sudah siap sedia, dan membentaknya:

"Kalian jangan harap dapat lewat dariku."

Dengan keras ia memukul ke arah kepalanya dan berhasil memaksa Pek-hoat Sian-tong mundur lagi ke dalam api.

Saat itu Djin Han Hiong juga telah lompat ke sana untuk membantu neneknya menjaga jalan lari mereka.

Mendadak, dari dalam kurungan api itu menerjang keluar tenaga yang besar mengarah mereka berdua, inilah pukulan tergabung dari Pek-hoat Sian-tong dan kawan-kawannya.

Lie Long Nio dan Djin Han Hiong telah mencoba menahan.

Hanya terdengar suara "Buuuuummm," berdua telah terpental mundur beberapa tindak dari tempatnya, jalan keluar telah tidak terjaga lagi oleh karenanya.

Lidah api yang terkena pukulannya mereka ini telah bertambah-tambah besar.

Di antara sela-sela api, terlihat beberapa bayangan orang berkelebat. Hay-sim Kongcu, Siauw Khong dan yang lain-lainnya berturut-turut, telah lari keluar.

Tjeng Tjeng telah setengah harian bertempur melawan musuh, ia menjadi kehilangan tenaga, pada waktu mereka menerjang jalan keluar terlihat akan kelemahannya ini oleh Bwee Siang yang berpengalaman.

Maka dengan tertawa kejam ia berkata:

"Apa kau juga ingin mengikuti mereka?"

Lengan bajunya dipanjangkan hendak menggaet balik tubuh lawannya.

Tjeng Tjeng yang kepalanya sudah mulai terasa pusing sedang terserang oleh segumpalan asap, ia tidak dapat melihat akan datangnya serangan lengan baju ini, sebentar saja tubuhnya telah melayang terpental ke arahnya gumpalan api.

Dalam keadaan yang berbahaya ini mendadak melompat naik seorang yang segera menyanggapi tubuhnya dan dibawa ke tempatnya lagi.

Tjeng Tjeng hanya merasakan adanya dua tangan kuat yang menyanggah, kemudian jatuh pingsan.

Kiranya yang menolong Tjeng Tjeng ialah Liok Siauw Hong, ia berada di sampingnya si dara cilik. Dengan tidak melepaskan badannya orang lagi, ia telah menyusul orang-orang dan keluar dari lembah api.

Lie Long Nio dengan sempoyongan telah berkata kepada mereka:

"Mengapa kalian tidak lekas meninggalkan tempat ini? Apa lagi yang masih ditunggu?"

Liok Siauw Hong yang masih membopong tubuhnya Tjeng Tjeng terkejut, ia tidak melihat saudaranya Liok Siauw Kian berada di situ.

"Ouw, enciku masih belum keluar....." teriaknya.

Ia sudah bersedia meletakkan tubuhnya Tjeng Tjeng untuk menerjang masuk kembali, disaat itu Liok Siauw Kian beserta delapan pengurus daerahnya dengan seluruh badan telah mandi api berlari-larian ke arahnya.

Lembah Merpati - Chung SinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang